Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Refleksi Hardiknas, 795 Ribu Siswa SD Terancam Bangunan Sekolah Roboh di Banten

1 Mei 2018   20:08 Diperbarui: 2 Mei 2018   12:28 3215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi SDN Sampang, Kec Tirtayasa, Kab Serang, Banten yang sempat menjadi ramai diperbincangkan karena kerusakan bangunannya. (Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman)

Patung Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional dan salah satu pesannya. (Sumber: yogyakarta.panduanwisata.id
Patung Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional dan salah satu pesannya. (Sumber: yogyakarta.panduanwisata.id
Mustinya Banten bisa ya mensinergikan potensi sumber daya alam, dana CSR perusahaan dan lainnya untuk misalnya, fokus memajukan pendidikan?

Bisa. Tapi persoalannya, perusahaan yang punya potensi di masing-masing daerah, kemudian dimintai dana CSR-nya, biasanya persoalan yang dihadapi adalah trust. Perusahaan belum punya trust kepada Pemda untuk bisa mengelola dana CSR mereka. 

Trust ini kan sudah terbangun dari mungkin cara kerja Pemda hari ini. Perusahaan kan juga sangat paham ketika mereka mengurus izin ternyata cukup sulit, kemudian banyak "ini-itu", lalu mereka juga harus mengeluarkan dana CSR untuk dikelola oleh Pemda, wah akan seperti apa nanti jadinya (nasib dana CSR) itu.

Sedangkan kalau bicara sistem, sebetulnya kita sudah kaya dengan sistem bagaimana supaya masyarakat bisa ikut terlibat. Ada agenda Sustainable Development Goals (SDG's) yang membuat agar semua pihak bisa terlibat dari mulai perencanaan pembangunan sampai evaluasi. Tagline SDG's itu saja kan bunyinya "No One Left Behind". (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun