Turut hadir dalam deklarasi APPBI ini antara lain Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta yang diwakili Kepala Unit Pengelola Museum Tekstil Esti Utami, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharam, Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara Hendardji Soepandji, Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia (YBI) Justin Ginandjar Kartasasmita, Ketua Yayasan Batik di Jawa Barat Sendy Dede Yusuf, mantan Menperindag Rahardi Ramelan, para perajin, pengusaha, kolektor, pecinta batik dan masih banyak lagi.
Selain deklarasi APPBI, diselenggarakan pula seminar. Adapun pameran batik diselenggarakan di lokasi yang sama hingga 7 Januari 2018.
Satu, menggalang persatuan dan kesatuan para perajin dan pengusaha batik Indonesia agar memiliki visi dan misi yang sama untuk memiliki kekuatan strategis, memiliki daya tawar, meningkatkan posisi tawar yang lebih tinggi dan sederajat dalam kancah industri kreatif berbasis budaya khususnya bidang tekstil Indonesia secara luas.
Dua, meningkatkan kesejahteraan perajin batik, meningkatkan potensi sumber daya manusia serta melahirkan temuan-temuan teknologi baru dalam bidang kerajinan batik Indonesia.
Tiga, melengkapi dan mensinergikan dengan program-program kegiatan Yayasan Batik Indonesia, program-program Pemerintah, Kementerian dan Dinas-dinas terkait, institusi pendidikan serta institusi lain yang berhubungan dengan kegiatan dan dukungan terhadap kerajinan batik Indonesia pada umumnya.
2017, Nilai Ekspor Batik Indonesia US$ 51,15 juta
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih yang turut menyampaikan sambutan mengatakan, pada 2017 nilai ekspor batik dan produk batik mencapai US$ 51,15 juta, dengan pasar utama adalah Jepang, Amerika Serikat dan Eropa.
Sedangkan perdagangan produk pakaian jadi dunia mencapai US$ 442 miliar. Artinya, ini menjadi peluang besar bagi industri batik Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di dunia. Karena, batik merupakan salah satu bahan baku dari produk pakaian jadi. Industri batik nasional memiliki daya saing koperatif dan kompetitif di pasar internasional.
"Indonesia menjadi market leader yang menguasai pasar batik di dunia. Batik menjadi entitas bangsa yang semakin populer dan mendunia. Batik itu digemari oleh orang-orang asing. Bahkan Nelson Mandela setiap hari pakai batik, juga Barrack Obama dan Bill Gates. Sehingga kita sebagai rakyat Indonesia juga harus bangga mengenakan batik. Kita harus turut serta dan terus-menerus melestarikan budaya batik seperti yang dilakukan APPBI yang mewadahi perajin juga pengusaha batik Indonesia," tutur Gati.