Masih dalam aspek ekonomi, industri batik dalam negeri ternyata juga menghadapi dominasi kekuatan ekonomi asing yang menguasai dan mengendalikan bahan-bahan baku dan produksi. Akibatnya, banyak perajin batik yang kesulitan mendapatkan bahan baku dan produksi.
Ketiga, aspek pendidikan. Tidak adanya kepedulian dari institusi pendidikan dasar, menengah maupun atas untuk meluruskan kesalahpahaman, kebingungan, kebodohan sebagian besar masyarakat yang belum mengerti tentang batik.
"Hingga kini, belum ada upaya yang jelas untuk mengembalikan kepada fakta batik yang sesungguhnya. Juga, belum ada kurikulum batik yang lengkap dan terintegrasi dengan dunia industry dan kerajinan batik tradisional. Seringkali kita jumpai ada guru yang menyebutkan bahwa seragam sekolah anak didiknya adalah batik, padahal itu bukan batik melainkan tiruan batik. Seperti diketahui, berdasark Standar Nasional Indonesia (SNI) ada yang disebut sebagai tiruan batik, paduan tiruan batik, dan batik itu sendiri. Sayangnya, masih banyak yang belum bisa memahami untuk membedakan ketiganya itu," prihatin Komar, sapaan akrabnya.
Sesuai namanya, APPBI merupakan wadah berhimpun perajin dan pengusaha batik. Para pendirinya antara lain Sania Sari (Batik Hasan - Bandung) selaku Sekretaris, Erwin Ibrahim (Batik Rajjas - Cirebon) menjadi Wakil Sekretaris, Ahmat Failasuf (Batik Pesisir - Pekalongan) sebagai Bendahara, dan Sri Hartatik (Batik Tatik Sri Harta - Sragen) selaku Wakil Bendahara.
Untuk Bidang Kehumasan, ada Dudung M Romadhon (Batik Dudung - Pekalongan) selaku Ketua, dan anggotanya adalah: Mayasari Sekarlaranti yang merupakan Founder & CEO Â Galeri Batik Jawa - Yogya, Veldy R Umbas (Batik Minahasa - Manado), Budi Darmawan (Rumah Batik Palbatu - Jakarta).
Pada Bidang Pengkajian dan Pelestarian, yang menjadi Ketua adalah Afif Syakur (Batik Afif - Yogya), dan beranggotakan Putu Sulistiani (Batik Dewi Saraswati -- Surabaya), Nur Cahyo (Batik Cahyo - Pekalongan), Abdul Syukur (Batik Taman Lumbini - Yogya).
Adapun Bidang Usaha dan Pamerandikomandani Romi Oktabirawa (Batik Wirokuto - Pekalongan), dengan anggota Wirasno (Batik Canting Wira - Surabaya), Dimas Andre (Batik Andress - Makassar), H M Pribadi (Batik Mahadewi - Solo).
Masih ada lagi Bidang Keanggotaan yang diketuai Eko Suprihono (Batik Brotoseno - Sragen), dan anggotanya Yuli Astuti (Batik Muria - Kudus), Siti Maimona (Batik Canting Madura - Madura), Santosa Hartono (Batik Pusaka Beruang - Lasem) dan Waritri Mumpuni (Batik Sanggar Seni Pendopo - Medan).