Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Selamatkan Batik Indonesia dari Batik Tiruan

22 Desember 2017   03:07 Diperbarui: 27 Desember 2017   13:00 2623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Kompeni koleksi Romy Oktabirawa dari Batik Wirokuto, Pekalongan. (Foto: Gapey Sandy)

Masih dalam aspek ekonomi, industri batik dalam negeri ternyata juga menghadapi dominasi kekuatan ekonomi asing yang menguasai dan mengendalikan bahan-bahan baku dan produksi. Akibatnya, banyak perajin batik yang kesulitan mendapatkan bahan baku dan produksi.

Batik Pancasila Sakti koleksi Putu Sulistiani dari Batik Dewi Saraswati, Surabaya. (Foto: Gapey Sandy)
Batik Pancasila Sakti koleksi Putu Sulistiani dari Batik Dewi Saraswati, Surabaya. (Foto: Gapey Sandy)
Batik Pancasila Sakti koleksi Putu Sulistiani dari Batik Dewi Saraswati, Surabaya. (Foto: Gapey Sandy)
Batik Pancasila Sakti koleksi Putu Sulistiani dari Batik Dewi Saraswati, Surabaya. (Foto: Gapey Sandy)
"Contohnya, beberapa bulan terakhir ini saja, kami kesulitan memperoleh kain sutera tenun. Terlebih lagi, benangnya. Biasanya kami mudah mendapatkannya di pasaran, tapi kini sudah semakin susah. Apakah ini menandakan bakal terjadi perubahan atau kenaikan harga? Biasanya sih begitu," jelas Komarudin yang menamatkan S3 Program Doktor Seni Rupa di ITB ini.    

Ketiga, aspek pendidikan. Tidak adanya kepedulian dari institusi pendidikan dasar, menengah maupun atas untuk meluruskan kesalahpahaman, kebingungan, kebodohan sebagian besar masyarakat yang belum mengerti tentang batik.

"Hingga kini, belum ada upaya yang jelas untuk mengembalikan kepada fakta batik yang sesungguhnya. Juga, belum ada kurikulum batik yang lengkap dan terintegrasi dengan dunia industry dan kerajinan batik tradisional. Seringkali kita jumpai ada guru yang menyebutkan bahwa seragam sekolah anak didiknya adalah batik, padahal itu bukan batik melainkan tiruan batik. Seperti diketahui, berdasark Standar Nasional Indonesia (SNI) ada yang disebut sebagai tiruan batik, paduan tiruan batik, dan batik itu sendiri. Sayangnya, masih banyak yang belum bisa memahami untuk membedakan ketiganya itu," prihatin Komar, sapaan akrabnya.

Seorang pengunjung melihat batik-batik yang dipamerkan oleh APPBI. Pameran batik ini berlangsung hingga 7 Januari 2018 di Museum Tekstil, Jakarta. (Foto: Gapey Sandy)
Seorang pengunjung melihat batik-batik yang dipamerkan oleh APPBI. Pameran batik ini berlangsung hingga 7 Januari 2018 di Museum Tekstil, Jakarta. (Foto: Gapey Sandy)
Batik Motif Naga Wayang Nitik koleksi Mayasari Sekarlaranti dari Galeri Batik Jawa, Yogyakarta. (Foto: Gapey Sandy)
Batik Motif Naga Wayang Nitik koleksi Mayasari Sekarlaranti dari Galeri Batik Jawa, Yogyakarta. (Foto: Gapey Sandy)
Menurut Komar lagi, APPBI tidak akan mengambil posisi tertinggi dari organisasi atau yayasan batik di berbagai daerah yang sudah ada. Tetapi, asosiasi ini akan mensinergikan dan membantu mewujudkan program-program atau agenda-agenda yang hingga kini masih belum berjalan dengan baik. "Kami akan coba membuka simpul-simpul tersebut agar semua bisa berjalan dengan baik sesuai motto APPBI," janji suami dari Nuryanti Widya ini.

Sesuai namanya, APPBI merupakan wadah berhimpun perajin dan pengusaha batik. Para pendirinya antara lain Sania Sari (Batik Hasan - Bandung) selaku Sekretaris, Erwin Ibrahim (Batik Rajjas - Cirebon) menjadi Wakil Sekretaris, Ahmat Failasuf (Batik Pesisir - Pekalongan) sebagai Bendahara, dan Sri Hartatik (Batik Tatik Sri Harta - Sragen) selaku Wakil Bendahara.


Untuk Bidang Kehumasan, ada Dudung M Romadhon (Batik Dudung - Pekalongan) selaku Ketua, dan anggotanya adalah: Mayasari Sekarlaranti yang merupakan Founder & CEO  Galeri Batik Jawa - Yogya, Veldy R Umbas (Batik Minahasa - Manado), Budi Darmawan (Rumah Batik Palbatu - Jakarta).

Pada Bidang Pengkajian dan Pelestarian, yang menjadi Ketua adalah Afif Syakur (Batik Afif - Yogya), dan beranggotakan Putu Sulistiani (Batik Dewi Saraswati -- Surabaya), Nur Cahyo (Batik Cahyo - Pekalongan), Abdul Syukur (Batik Taman Lumbini - Yogya).

Batik Karno Tanding koleksi Dudung M Romadhon dari Batik Dudung, Pekalongan. (Foto: Gapey Sandy)
Batik Karno Tanding koleksi Dudung M Romadhon dari Batik Dudung, Pekalongan. (Foto: Gapey Sandy)
Batik Karno Tanding koleksi Dudung M Romadhon dari Batik Dudung, Pekalongan. (Foto: Gapey Sandy)
Batik Karno Tanding koleksi Dudung M Romadhon dari Batik Dudung, Pekalongan. (Foto: Gapey Sandy)
Sedangkan di Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan, Ketuanya Zahir Widadi (Batik Zahir - Pekalongan), dan memiliki anggota Sapuan (Batik Sapuan - Pekalongan), Siti ZumaiyahBudiarty (Batik - Gresik) juga Haryani Winotosastro (Batik Winotosastro - Yogya).

Adapun Bidang Usaha dan Pamerandikomandani Romi Oktabirawa (Batik Wirokuto - Pekalongan), dengan anggota Wirasno (Batik Canting Wira - Surabaya), Dimas Andre (Batik Andress - Makassar), H M Pribadi (Batik Mahadewi - Solo).

Masih ada lagi Bidang Keanggotaan yang diketuai Eko Suprihono (Batik Brotoseno - Sragen), dan anggotanya Yuli Astuti (Batik Muria - Kudus), Siti Maimona (Batik Canting Madura - Madura), Santosa Hartono (Batik Pusaka Beruang - Lasem) dan Waritri Mumpuni (Batik Sanggar Seni Pendopo - Medan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun