Sebagai ibukota, kata Luluk, Pemprov DKI Jakarta tentu lebih baik dalam memberikan pelayanan bagi penyandang disabilitas, mulai dari trotoar jalan, halte bus, terminal, dan sebagainya.
“Di Situbondo, untuk sarana dan prasarana yang ramah penyandang disabilitas belum banyak tersedia. Transportasi publik belum ramah bagi kami, begitu pula trotoar jalan, terminal dan lainnya. Malah, di alun-alun sini, ada trotoar yang sudah dibangun dan fungsinya alih-alih ramah untuk penyandang disabilitas, tapi nyatanya waktu pembangunan trotoar tersebut kurang melibatkan para penyandang disabilitas. Akibatnya, meski sudah dibangun rapi, tapi trotoar di seberang Pendopo Kabupaten Situbondo itu belum terasa ramah bagi kami. Untuk itu, kami berencana melakukan audiensi dan peninjauan kembali trotoar tersebut,” ujar Luluk penuh semangat.
“Hasilnya, kami baru bisa mendata sekitar 200-an orang penyandang disabilitas. Walaupun, pihak Dinas Sosial setempat menyebut angka penyandang disabilitas di kabupaten ini melebihi 2.000 orang. Pendataan ini perlu, agar jangan sampai antar kantor dinas di Pemkab Situbondo, memiliki angka jumlah penyandang disabilitas yang berbeda-beda,” harapnya.
Akhirnya, kita berharap keberpihakan pada penyandang disabilitas bukan janji-janji manis belaka. Realisasikan itu. Harapan semua kita!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI