Selain itu, Ahok juga membeberkan betapa pemerintahannya selama ini juga sudah menyediakan trotoar-trotoar jalan yang ramah dan bersahabat bagi penyandang disabilitas. Misalnya, di trotoar tersebut dipasang besi-besi separator yang berfungsi agar supaya sepeda motor atau pedagang kaki lima liar tidak bisa melintas, tetapi bagi kursi roda yang dipergunakan oleh penyandang disabilitas dapat dengan mudah melewatinya.
Pemprov DKI Jakarta bahkan sudah menganggarkan dana Rp 3 triliun demi membangun trotoar sepanjang 2.600 km yang ada di ibukota menjadi nyaman bagi pejalan kaki dan ramah untuk penyandang disabilitas. Contoh penataan trotoar tersebut dapat disaksikan di ruas Jalan Diponegoro, samping Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Menutup paparannya, Ahok berkata dengan penuh simpatik. “Kami seringkali mengatakan bahwa penyandang disabilitas adalah bukan mereka, melainkan diri kita sendiri. Karena, bisa saja pada suatu hari kita sendiri yang akan menjadi penyandang disabilitas.”
Terhadap penyediaan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas di instansi Pemerintah, khususnya di Balaikota DKI Jakarta, Ahok berjanji akan meningkatkan jumlahnya dari yang saat ini masih 1% menjadi 2%.
Bagaimana dengan gagasan pasangan AGUS – SYLVI untuk memberdayakan penyandang disabilitas? Pada saat debat berlangsung, tak banyak yang disampaikan Paslon nomor satu ini terkait upaya mereka meningkatkan pelayanan dan memberdayakan penyandang disabilitas. Maklum, isu ini berjejalan dengan berondongan pertanyaan seputar topik penyetaraan gender dan perlindungan anak. Meski begitu, Agus memaparkan bagaimana keinginan pihaknya untuk dapat membangun layanan moda transportasi yang ramah pada penyandang disabilitas.
Agus baru banyak bicara tentang penyandang disabilitas ini pada saat jumpa pers usai pelaksanaan debat. Menurut putra sulung mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono ini, pihaknya akan tetap bertekad melindungi dan memberdayakan penyandang disabilitas. Khusus kepada anak-anak penyandang disabilitas, Paslon nomor satu ini menegaskan pentingnya pendidikan yang baik lagi berkualitas.
“Untuk itulah, kami akan memperbanyak sekolah-sekolah atau pendidikan secara inklusif. Melalui dana APBD DKI Jakarta, kami akan melakukan pembangunan dan upgrade sebanyak 800 unit sekolah inklusif. Selain itu, kompetensi dari para guru sekolah inklusi juga akan ditingkatkan. Termasuk fasilitas pendidikannya,” urai Agus yang juga bertekad memperbaiki sarana dan prasarana transportasi publik khususnya bagi penyandang disabilitas. “Dengan begitu, semuanya bisa mencapai nilai standar untuk meraih predikat sebagai kota yang ramah disabilitas.”
Tak lupa, Agus juga mengungkapkan tekadnya untuk menambah jumlah lapangan kerja bagi penyandang disabilitas, seiring dengan peningkatan skill mereka juga. Dengan begitu, harapan agar Jakarta menjadi ibukota yang ramah penyandang disabilitas dapat tercapai.
Tetapi, Anies mengingatkan, ada satu paradigma yang salah terkait masih belum komprehensifnya keberadaan sekaligus layanan bagi penyandang disabilitas. Untuk itu, Anies berjanji, ketika dirinya terpilih sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta nanti, akan mengajak para penyandang disabilitas untuk turut berpartisipasi melakukan pembahasan berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta. “Sehingga, setiap kebijakan yang akan diambil oleh Pemprov DKI Jakarta, akan selalu mengikutsertakan penyandang disabilitas dalam setiap pembahasan maupun perancangannya.”