“Tidak pahamkah Pemerintah, akan efek negatif dari Permenaker tersebut? Bahasa Indonesia ini kita perjuangkan sebagai bahasa persatuan dan kesatuan dengan darah dan nyawa para pejuang. Bangsa India, pernah berperang antar sesama suku diantara mereka, juga karena alasan bahasa persatuannya. Apakah kita akan tercerai-berai dan berperang antar sesama suku karena masalah bahasa seperti di India?” tanya Naning Pranoto, penulis novel dan penyair hijau yang akrab disapa Mbok Noto ini dengan kesal.
Jadi, itulah alasan mengapa saya sengaja memotret si Hitam Specialized dengan latarbelakang papan reklame yang mengingatkan pentingnya ‘Berbahasa Indonesia’. Dari salah satu sudut di Jalan Malioboro, kecintaan akan Bahasa Indonesia, kesadaran untuk berbahasa Indonesia masih sedemikian tinggi. Jadi, rasanya sangat ironis, kalau Pemerintah justru membuka pintu lebar-lebar kepada para TKA, untuk bekerja di Indonesia dengan tanpa bekal kemampuan berbahasa Indonesia. Bahasa yang kita perjuangkan, bahasa persatuan, yang menyatukan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an negeri tercinta ini.
Tak jauh dari papan reklame itu, ada halte Trans Jogja. Sejumlah penumpang turun naik di sini. Bus berwarna kuning dan hijau ini sempat mogok pada 6 September kemarin, lantaran para awaknya menuntut peningkatan upah yang layak. Dan, … heheheheeee … lihat tuh, si Hitam Especialized tampak berfoto dekat halte dan bus Trans Jogja yang melintas di Jalan Malioboro.
Fenomena Becak Motor
Setelah membeli beberapa kaos berdesain gambar serba Vespa di angkringan kaos, saya kembali menggowes sepeda meninggalkan Jalan Malioboro, menuju ke Jalan Margo Utomo.
Persis di pintu masuk dan keluar parkir Stasiun Tugu Jogja, saya tertarik untuk menghampiri seorang tukang becak, yang tengah duduk di atas jok becaknya, menunggu calon penumpang. Kami saling bertukar senyum, untuk kemudian terlibat perbincangan rada serius.
Apa sih yang dibicarakan?
Begini. Sepanjang perjalanan menuju ke kawasan Malioboro, saya melihat ada dua tipe becak. Satu, adalah becak ontel atau yang dikayuh/digenjot. Dan kedua, becak motor. Becak motor ini adalah becak yang dimodifikasi dengan mesin sepeda motor untuk menggerakkannya. Roda depan sepeda motor sengaja dibuang, dan diganti dengan ‘menempelkan’ becak dengan dua roda kiri kanannya. Jadi, becak bermotor atau Bentor, tetap punya tiga roda.