Arsitektur dan filosofi keberadaan Keraton dari Regol Kemagangan ke Selatan hingga Siti Hinggi di Alun-Alun Kidul (Selatan), semua bangunan yang ada tidak memakai cat berwarna, tapi hanya menggunakan politur. Ini menjadi simbol sebelum manusia lahir. Barulah setelah sampai di Magangan, akan terlihat warna-warni cat yang menjadi simbol bahwa disitu ada kelahiran manusia. “Menjadi kewajiban bagi seorang Sultan untuk menghantarkan manusia sampai ke Pal Putih Tugu, yang merupakan simbolisasi vertikal ketuhanan, keimanan dan ketakwaan,” ujarnya seperti dikutip jogjakota.go.id.
Ditambahkan pula Sultan berkewajiban untuk menghantarkan siapapun juga di dalam mencapai keimanan dan ketakwaan, melewati tantangan-tantangan duniawi dalam proses pendewasaan. Melewati area publik Alun Alun Utara seseorang akan lolos dalam keseimbangan yang ditandai dengan mengerti akan artinya “baik – buruk”, “siang – malam” dan sebagainya. Akan tetapi manusia itu belum memiliki keseimbangan dalam aspek nafsu dan nuraninya.
Maka, selanjutnya dia melewati Jalan Pangurakan yang dulu adalah Jalan Trikora. Jalan Pangurakan ini simbol kegelisahan remaja dalam mencapai keimanan dan ketakwaan, antara keseimbangan nafsu dan spiritual nurani.
Dengan terus berjalan ke utara keseimbangan itu akan melalui jalan Margo Mulyo. Di Jalan Margo Mulyo akan terbangun keseimbangan lahir dan batin, karena seseorang akan mencapai kedewasaan. Bagi mereka yang mendahulukan nafsu manusiawi, tak pernah akan sampai ke Margo Utomo, apalagi sampai Pal Tugu. Dia akan berhenti di Pasar Beringharjo yang merupakan simbolisasi kepentingan-kepentingan duniawi.
Kalau manusia lolos dari keseimbangan, dia akan melewati Margo Utomo. Melewati Margo Utomo berarti manusia akan mengerti apa arti hakekat hidup dan kehidupan untuk sesama manusia karena ciptaanNya. Sehingga manusia itu memiliki dua kewajiban yakni Hamemayuhayuning Bawono dan hal yang paling utamanya adalah hanya untuk mengagungkan nama Tuhan. Seperti apa dia bicara hakekat didalam kehidupan, disitulah dia akan teruji melalui Margo Utomo. Keimanan dan ketakwaan yang sebenarnya disimbolkan tercapai di Pal Putih Tugu. Begitulah, simbol dan filosofi yang ada dari sisi Selatan Keraton sampai ke Pal Putih Tugu.
Oh ya, di Jalan Margo Utomo No. 40-46 ada kantor Harian Kedaulatan Rakyat. Koran yang didirikan oleh HM Samawi dan M Wonohito sejak 27 September 1945 ini, terlihat sedang sibuk mempersiapkan ulang tahunnya yang ke-70. Bergaya, si Hitam Specialized saya foto di muka kantor Koran yang punya semboyan ‘Suara Hati Nurani Rakyat’ ini. Ceklik!
Cinta Bahasa Indonesia dari Sudut Malioboro
Dari Jalan Margo Utomo menuju ke Jalan Malioboro, di sisi kanan, saya harus melewati pintu area parkir dan akses jalan menuju Stasiun Tugu Yogyakarta. Salah seorang anggota rombongan dari turis domestik yang berseragam kaos merah dan tengah berfoto, sempat saya mintai tolong untuk mengambil foto dengan bergaya di atas sepeda dan berlatarbelakang replika lokomotif. Ceklik!