Kemudian percakapan aku dan Boy berlangsung hingga 2 jam.
Dulu aku adalah orang yang paling membenci cerita Romeo and Juliet, tapi sekarang aku percaya bahwa cinta yang seperti itu memang ada. Konyol, namun indah. Terlihat bodoh, namun mengesankan. Cinta tak pernah salah, tak ada yang salah dalam percintaan. Hati yang awalnya menolak untuk menerima pada akhirnya akan luluh dan mengikuti jalan ceritanya. Seperti gula dalam secangkir kopi, kadang pahit, kadang manis, tergatung yang meminumnya ingin seperti apa rasanya. Sama seperti cinta, ingin pahit atau manisnya tergantung dari kita yang menjalankan. Terlihat bodoh tak selalu aneh, seperti itulah istilah cinta.
Aku memang tak ahli dalam bidang percintaan, tapi setidaknya kata mereka yang pernah merasakan itu pasti benar, termasuk aku.
Percintaan aku dan Boy berjalan baik. Hari ini tepat ke dua bulan kita menjalin hubungan. Aku menyiapkan segala macam kejutan untuk Boy. Setelah kurasakan siap aku mulai menelponnya, puluhan kali tak ada jawaban. Aku mulai resah dan aku menancapkan gas ke rumah Boy. Aku memakai gaun cantik berwarna pink dan membawa kue buatanku kerumahnya. Sesampainya disana aku mulai menyelinap masuk untuk memberikan kejutan kepada Boy. Aku tersenyum girang membayangkan respon apa yang akan Boy perlihatkan di depanku.
"Boy...Boy...." aku meneriakkan namanya berkali-kali tapi tak ada respon. Akhirnya aku putuskan untuk masuk ke kamarnya.
Saat aku membuka pintu...
"Boy..."teriakku.
Boy sedang memeluk perempuan sexy di atas kasurnya. Aku segera menghampirinya dan menamparnya.
"Aku bisa jelasin semuanya, Ra" ujar Boy terbata.
"Lo fikir ini lucu? Lo fikir jatuh cinta dan sayang ama orang itu gampang? Lo fikir ngerubah diri itu gampang? Murahan lo! Jijik gue sama lo, muak, gausah hubungin gue lagi, ga kenal gue sama lo, cinta lo itu main-main doang" ujarku pada BoyÂ
"Oya mbak, situ udah galaku apa sampe rebut cowo orang? Seneng-seneng deh yah, lu berdua Cocok!" Ujarku pada perempuan sexy itu.