*****
Romlah baru saja selesai berpakaian saat Babeh dan beberapa  orang datang berhamburan ke rumahnya. Pakaian mereka basah kuyup,  karena sejak tadi pagi hujan turun dengan derasnya disertai guntur dan  angin kencang.
Babeh berdiri di ambang pintu. Beberapa orang berdiri di belakangnya. Menunggu kalimat yang akan meluncur dari mulut Babeh.
"Romlah...Elu kudu tabah ya. Parlan..." Babeh menggantung kalimatnya.
Romlah memandang Babeh penuh tanda tanya. Jantungnya berdegup kencang.
"Bang, Bang Parlan ke..kenapa, Beh?" Tanya Romlah terbata-bata.
"Parlan, laki lu...kesamber petir, Neng..." Ujar Babeh pelan.
Mendengar kabar tersebut Romlah nggak bisa berkata apa-apa.  suaranya tercekat ditenggorokan. Baru satu minggu Romlah menjalani  hidup sebagai pengantin baru. Tapi sekarang Tuhan menentukan lain.  Tiba-tiba pandangan Romlah mendadak gelap, dunia pun seperti berputar,  sebelum akhirnya si semok jatuh pingsan.  Gedebuk!
*****
"Begitu ceritanya, Pak Erte, empok... Kenapa sekarang Aye, menjanda..." Kata Romlah mengakhiri ceritanya.
Pak erte dan beberapa orang yang berkumpul di halaman depan  rumahnya menarik nafas panjang saat Romlah selesai menuturkan riwayat  hidupnya.