Mendengar jawaban si Buluk, Pak Erte langsung mengernyitkan keningnya. "Elu habis ngisepin lem, yak!" Selidik Pak Erte.
"Lha. Kok Pak Erte bisa tahu?" Buluk bertanya heran.
"Entu namanya mabok lem bukan gempa, bahlul!"Â Sewot Pak Erte yang langsung balik kanan.
Sementara Buluk yang ditinggal sendirian, tetap yakin. Kalau apa yang dia rasakan adalah efek getaran dari sebuah gempa. Karena sekarang dilihatnya rumah Pak Erte mulai berbayang dan bergoyang-goyang. Hihihi...
*****
Sebenarnya pada saat Mpok Saidah mengalami grativasi bumi. Pak Erte persis duduk nggak jauh dari istrinya. Berhubung bawaannya lagi melamun, Pak Erte sama sekali tidak menyadari apa yang dialami oleh istrinya sebelum berlari ke pekarangan depan.
Karenanya, begitu Pak Erte masuk ke dalam rumah, serta melihat istrinya persis ikan paus terdampar (padahal empok Saidah ngerasa kayak Putri Duyung, lho!) Pak Erte malah terheran-heran.
"Lha, Malah tiduran di lantai bukannya bikinin gue kupi. Pegimana urusannya!" Omel Pak Erte pada istrinya.
"Abang. Bukannya bantuin, juga!" Sahut istrinya yang terlihat susah untuk bangun dan Pak Erte ke-payah-an membantunya berdiri. Sehingga terciptalah frasa 'susah payah' dalam KBBI.
Tidak lama kedua mantan Abang dan None angkatan tahun 80an tersebut terlibat pembicaraan serius. Saking seriusnya, mereka sama sekali tidak menyadari kalau ayam-ayam peliharaan Pak Erte keluar masuk dapur dengan tembolok penuh berisi beras.
Akhirnya, setelah berbicara sepanjang kali dan selebar body-nya empok Saidah. Pak Erte dan istrinya terlihat bersiap-siap pergi merayakan Hari Pernikahannya. Para penghuni kontrakkan pun mulai kepoh dan bertanya ada apa gerangan.