Setibanya di tempat itu, pemuda itu langsung kaget. Karena DilihatnyaDewidan teman-temannya sudah mengibarkan bendera di tiang bendera milik Bank Swasta, tempat biasa anak-anak itu berkumpul.
Mereka berdiri berjajar, sambil berpegangan tangan satu sama lain. lagu Indonesia Raya terdengar berkumandang dari bibir mereka. Pemuda itu memarkirkan motornya, sambil menunggu anak-anak itu selesai menyanyikan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Tidak lama berselang, suasana menjadi hening. Bang Ucup langsung menghampiri mereka yang masih terus saling berpegangan tangan.
"Dewi, kok benderanya dipasang setengah tiang?"Tanyabang Ucup heran, sambil menunjuk ke arah bendera, yang sedikit berkibar ditiup angin.
Gadis itu melihat ke arah bendera yang berkibar setengah tiang, sambil berucap pelan "Kata orang, kalau kita sedang berduka maka benderanya hanya di pasang setengah tiang, bang" Katanya dengan mata berkaca-kaca.
Bang Ucup masih belum mengerti. Lalu berjalan mendekati Joni yang berdiri di ujung sebelah kanan.
"Aku pengen sekolah, bang"Jawab anak tersebut, seperti menjawab tatapan mata bang Ucup yang ditujukan kepadanya.
"Aku pengen punya sepatu, bang"Kata Edi berikutnya, sambil melihat ke arah kakinya yang dekil tanpa alas kaki.
Bang Ucup mulai memahami kenapa bendera itu hanya dikibarkan setengah tiang oleh mereka. DihampirinyaBaim, anak yang paling kecil, yang masih terlihat mengantuk.
"Kalau kamu, pengen apa?" Bang Ucup memegang kedua pundak Baim, sambil berjongkok, dan menyajarkan tubuhnya dengan anak kecil itu.
"Aku mau beli kasur sama selimut, Bang. Soalnya pake karung, gatel!" Jawab bocah itu polos.