Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Sebelum Janur Kuning Melambai

14 Agustus 2016   17:55 Diperbarui: 15 Agustus 2016   16:31 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi dia nggak mau kawin sama Bang Sanip, Nyak. Itulah kenapa waktu aku ke rumahnya. Midah nangis-nangis, karena meminta aku segera melamarnya," aku berusaha meyakinkan keduanya.

"Tapi demenan lu, udah dilamar orang, codot!" Babeh menimpali.

"Babeh lupa yah, sama semboyan Babeh saat mau merebut Enyak yang udah dijodohin sama orang lain. 'Selama janur kuning belum terpasang dan melambai ditiup angin. Kita masih punya harapan untuk memiliki orang yang kita cintai' begitu kan, Nyak..." Kataku, sambil melihat ke arah Enyak.

"Hihihi..." Enyak cekikikan.

"Gimana, Beh?" tanyaku kemudian.

"Yah, mau pegimane lagi. Perawan gentong aja kita perjuangin, apalagi perawan demplon," Babeh ketawa ngakak.

"Babeeeh...!"Enyak berteriak sewot.

*****

Akhirnya, hari yang menyakitkan itu datang juga. Babeh dan Enyak sudah sejak tadi menungguku berpakaian. Tapi aku sengaja berlama-lama, karena males diajak menghadiri acara ijab kabulnya, Hamidah dan Bang Sanip.

Apalagi sejak lamaranku ditolak oleh orang tuanya Hamidah, aku lebih banyak mengurung diri di kamar. Dan memilih tenggelam, dalam kesedihan yang mendalam (katanya, Naff). Hiks...!

"Eh codot, buruan. Babeh ini jadi saksinya, pan kaga enak kalau datengnya telat!" seru Babeh dari luar kamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun