Mohon tunggu...
Muhammad Ali Amar Raudhal
Muhammad Ali Amar Raudhal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobinya bermain komputer,membuat sesuatu dan bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Framing Text Permasalahan Kondisi Lingkungan di Wilayah Banyuasin

13 Oktober 2024   16:31 Diperbarui: 13 Oktober 2024   16:40 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NO

JUDUL

WAKTU

TANGGAL

MEDIA

PENJELASAN

1.

Memberi Solusi Persoalan Lingkungan di Sungsang

10.26

27 Januari 2022

Universitas Gajah Mada

Kondisi lingkungan di Desa Sungsang II dan III, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, sangat memprihatinkan. Permasalahan seperti sampah menumpuk, air limbah rumah tangga yang mengalir bebas, dan minimnya air bersih menjadi keluhan utama warga. Sumber air bersih hanya berasal dari air hujan yang tidak mencukupi kebutuhan harian.

Tim KKN UGM merespons dengan membuat prototipe sistem filtrasi air, menggunakan metode filtrasi berlapis, termasuk filter RO, sedimen, karbon aktif, dan zeolit, untuk menghasilkan air yang lebih bersih dan layak pakai.

Selain itu, mahasiswa juga menginisiasi pembuatan ecobrick, yakni botol plastik diisi dengan sampah plastik padat, sebagai solusi pengelolaan limbah. Program ini diapresiasi oleh warga karena selain mengurangi sampah, ecobrick juga berpotensi mendatangkan keuntungan jika dijual. KKN ini merupakan kolaborasi UGM dengan UIN Raden Fatah yang berlangsung dari 18 Desember hingga 5 Februari.

2.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)

-

22 Desember 2023

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUASIN

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) merupakan indikator komposit yang mencakup kualitas air, udara, dan lahan, serta digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan lingkungan. Pada tahun 2023, Kabupaten Banyuasin memperoleh nilai IKLH sebesar 66.69, yang masuk dalam kategori Sedang dan melampaui target 64.80. Diharapkan nilai ini dapat terus meningkat melalui upaya pengendalian pencemaran dan perbaikan lingkungan yang responsif terhadap dinamika lokal.

3.

Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kampung Nelayan Sungsang, Banyuasin

-

26 Februari 2024

Relung Indonesia Foundation

Masalah sampah di kawasan pesisir Indonesia, termasuk di Sungsang, menjadi perhatian serius karena merusak lingkungan dan ekosistem. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat diterapkan dengan melibatkan warga dalam pengumpulan, pemilahan, dan pemanfaatan sampah melalui program Bank Sampah, yang memberi penghasilan tambahan dari penjualan sampah. Selain itu, gerakan aksi Jumat Bersih menjadi kegiatan rutin warga dan pemerintah untuk membersihkan lingkungan. Edukasi, pelatihan, serta kampanye lingkungan juga diadakan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.

4.

Layanan Persampahan Banyuasin Dikeluhkan, ORI Panggil Bupati Banyuasin

-

26 Juli 2021

Suara Publik

Ombudsman RI (ORI) Perwakilan Sumatera Selatan telah mengumpulkan data akurat tentang masalah persampahan di Kabupaten Banyuasin. Data ini diperoleh melalui investigasi lapangan dan klarifikasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin. ORI Sumsel berencana meminta keterangan kepada Bupati Banyuasin untuk mencari solusi.

Investigasi dilakukan atas prakarsa sendiri pada 22 Juli 2021, merespons keluhan masyarakat tentang pengelolaan sampah yang kurang terkendali. Fokus investigasi adalah tempat pembuangan sampah di Mariana, Kecamatan Banyuasin I, dan tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Terlangu, Kecamatan Banyuasin III.

Hasil investigasi menunjukkan bahwa pengelolaan persampahan masih jauh dari ideal karena:

  • Kurangnya sarana prasarana yang memadai.
  • TPA yang ada hanya satu di Desa Telangu, dibangun tahun 2014 dan baru dialiri listrik tahun 2020.
  • Tempat pembuangan di Mariana belum berstatus TPA dan lokasinya kurang ideal.
  • Cakupan wilayah Banyuasin yang luas membutuhkan lebih dari satu TPA.
  • Kurangnya mobil pengangkut sampah yang memadai.
  • Kapasitas pengangkutan sampah yang terbatas (84 ton/hari dari total 207 ton/hari).
  • Kondisi mobil pengangkut sampah yang sudah tua.
  • Jumlah petugas pengelola sampah yang kurang memadai.
  • Masalah penggajian petugas yang terlambat hingga dua bulan.

ORI Sumsel menekankan perlunya solusi jangka pendek dan jangka panjang dari Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk mengatasi permasalahan ini.

5.

Sampah Berserakan di Sepanjang Jalan Lingkar Belum Jadi Perhatian dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuasin

18:45

08 Juli 2024

PALTV.CO.ID

Masalah persampahan di Kabupaten Banyuasin, khususnya di sepanjang Jalan Lingkar, telah menjadi persoalan serius yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat. Tumpukan sampah yang berserakan telah lama menjadi pemandangan sehari-hari, namun belum ada tindakan nyata dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuasin untuk mengatasinya. Warga setempat mengeluhkan minimnya perhatian dari pihak DLH, terutama Kepala Dinas, yang dianggap lalai dalam menangani masalah ini. Situasi diperparah oleh kurangnya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang memadai, sehingga banyak warga terpaksa membuang sampah sembarangan. Masyarakat menyoroti pentingnya penyediaan fasilitas TPS di lokasi-lokasi strategis dan peningkatan kesadaran warga tentang pembuangan sampah yang benar. Hingga saat ini, pihak DLH Banyuasin belum memberikan tanggapan resmi terkait masalah ini, bahkan Kepala DLH tidak merespon upaya konfirmasi dari media. Warga berharap pemberitaan ini dapat mendorong pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan konkret dalam mengatasi permasalahan sampah yang kian meresahkan masyarakat.

6.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, Pj Bupati Banyuasin Pimpin Gerakan Aksi Bersih Sungai di Desa Gasing

23:13

14 Juni 2024

PALTV.CO.ID

Pada tanggal 13 Juni 2024, Penjabat Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam memimpin Gerakan Aksi Bersih Sungai di Desa Gasing, Kecamatan Talang Kelapa, untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Acara ini melibatkan pembersihan Sungai Gasing dan Lomba Pungut Sampah yang diikuti masyarakat setempat. Beberapa perusahaan swasta mendukung kegiatan ini, menunjukkan komitmen mereka terhadap kebersihan lingkungan.

Dalam sambutannya, Pj Bupati menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kelestarian sungai. Beliau mengusulkan program Kali Bersih sebagai kegiatan rutin yang melibatkan berbagai pihak. Pemenang Lomba Pungut Sampah akan dijadikan Duta Kebersihan Lingkungan dan dilibatkan dalam agenda kebersihan di sekitar tempat tinggal mereka.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuasin, Zazili Mustopa, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian sungai dan kualitas air Gasing. Sementara itu, tokoh masyarakat Gasing, Ilyas Hasyim, berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara rutin, minimal sebulan sekali.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari beberapa perusahaan dan pejabat pemerintah daerah, menunjukkan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan di Kabupaten Banyuasin.

7.

Pemkab Musi Banyuasin tanggap bencana banjir musim hujan

18:01

19 Januari 2024

ANTARA

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, telah merespons dengan cepat bencana banjir yang melanda sejumlah desa selama dua pekan pada Januari 2024. Pj Bupati Muba, Apriyadi Mahmud, secara aktif memantau dan mengunjungi desa-desa terdampak setiap hari. Salah satu desa yang terkena dampak adalah Desa Lumpatan, Kecamatan Sekayu.

Banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi yang menyebabkan Sungai Musi meluap, mengakibatkan 9 dari 15 kecamatan di Muba terkena dampak, dengan total 20.263 rumah terendam air. Pemerintah daerah bersama dengan berbagai instansi dan perusahaan setempat telah mengambil langkah-langkah penanganan, termasuk mendirikan dapur umum, posko kesehatan, dan menyalurkan bantuan sembako kepada masyarakat terdampak.

Pj Bupati Apriyadi menegaskan bahwa pemerintah daerah, bersama seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan perusahaan yang beroperasi di wilayah Muba, terus bergotong royong untuk membantu korban banjir.

8.

Kualitas Udara di Banyuasin "Tidak Sehat", Masyarakat Diimbau Waspada

18:55

30 Oct 2023

RRI.CO.ID

Kualitas udara di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, saat ini dalam kondisi "Tidak Sehat," berdasarkan data dari Alat Monitoring Kualitas Udara (AQMS). Indikator utama pencemaran udara meliputi PM 2.5 dengan nilai 127, PM10 (60), SO2 (59), CO (20), O3 (37), dan NO2 (48). Abdul Munif, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan dan memakai masker. Pemerintah setempat terus berupaya mengendalikan situasi serta memberikan informasi terkini terkait kualitas udara, dengan kesehatan masyarakat sebagai prioritas.

9.

Wakil Bupati : "Selesaikan Masalah Jalan Dan Limbah, Atau Kami Tutup,".

-

11 January, 2022

KABUPATEN BANYUASIN

Wakil Bupati Banyuasin, H. Slamet Somosentono, memperingatkan PT Aspalindo Sejahtera Mandiri terkait izin usaha, kerusakan jalan, dan limbah aspal. Kerusakan jalan di wilayah Sungai Dua, Kecamatan Banyuasin I, mencapai kedalaman 30 cm akibat truk perusahaan yang melintas. Dalam inspeksi, Wakil Bupati memberikan ultimatum penyelesaian dalam 3-7 hari, atau perusahaan akan ditindak tegas, termasuk kemungkinan penutupan. Selain itu, sembilan perusahaan lain juga dilaporkan memiliki masalah serupa. Jika tak ada perbaikan, akses jalan untuk PT Aspalindo akan diputus oleh Pol PP.

10.

Musim Kemarau dan Asap, Indeks Standar Pencemaran Udara di Sekayu Masih Aman

-

2 08 September 2023

MUSI BANYUASIN

Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Sekayu pada 6-7 September 2023 berada pada kategori "Sedang" (51-100), dengan parameter pencemar kritis PM10 bernilai 61. Kondisi ini masih aman bagi manusia, hewan, dan tumbuhan, namun dapat berdampak bagi kelompok sensitif, yang disarankan mengurangi aktivitas fisik berat di luar. Kepala DLH, Zulfakar, menyatakan belum diperlukan langkah penanganan lanjutan. Pj Bupati Muba, H. Apriyadi Mahmud, mengingatkan warga untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan atau membuka lahan dengan cara membakar, serta mengajak doa bersama agar hujan turun untuk memadamkan kebakaran lahan.

Krisis Lingkungan di Banyuasin: Sampah Menumpuk, Air Bersih Minim

 

Banyuasin, Sumatera Selatan --- Desa Sungsang II dan III di Kecamatan Banyuasin II menghadapi krisis lingkungan yang semakin memprihatinkan. Dalam beberapa waktu terakhir, warga setempat melaporkan berbagai permasalahan serius, termasuk tumpukan sampah yang berserakan di berbagai sudut desa, aliran air limbah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik, serta minimnya akses terhadap air bersih.

Salah satu keluhan utama warga adalah bahwa sumber air bersih yang ada hanya berasal dari air hujan, yang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Situasi ini telah menciptakan tantangan besar bagi kesehatan masyarakat dan kualitas hidup di daerah tersebut. Di tengah kesulitan ini, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gajah Mada (UGM) yang berkolaborasi dengan UIN Raden Fatah telah mengambil inisiatif untuk membantu mengatasi permasalahan ini.

Tim KKN telah merespons dengan membuat prototipe sistem filtrasi air yang menggunakan metode filtrasi berlapis, termasuk filter RO (Reverse Osmosis), sedimen, karbon aktif, dan zeolit. Tujuannya adalah untuk menghasilkan air yang lebih bersih dan layak digunakan oleh warga. Selain itu, mahasiswa juga memprakarsai pembuatan ecobrick, sebuah inovasi di mana botol plastik diisi dengan sampah plastik padat sebagai solusi pengelolaan limbah. Program ini sangat diapresiasi oleh warga karena tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga berpotensi mendatangkan keuntungan ekonomi jika ecobrick tersebut dijual.

Sementara itu, laporan mengenai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di Kabupaten Banyuasin menunjukkan nilai sebesar 66,69 pada tahun 2023, yang tergolong dalam kategori "Sedang." Meskipun berhasil melampaui target yang ditetapkan, para ahli lingkungan mengingatkan bahwa upaya pengendalian pencemaran dan perbaikan lingkungan yang responsif terhadap dinamika lokal sangat diperlukan. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas lingkungan, termasuk memperbaiki sarana dan prasarana pengelolaan sampah.

Dalam konteks ini, gerakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat juga telah mulai diterapkan di Kampung Nelayan Sungsang. Program ini melibatkan warga dalam pengumpulan, pemilahan, dan pemanfaatan sampah melalui sistem Bank Sampah. Dengan adanya program ini, masyarakat tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan mereka dari penjualan sampah, tetapi juga turut berkontribusi pada kebersihan lingkungan.

Namun, berbagai tantangan tetap mengemuka. Sebuah laporan dari Ombudsman RI (ORI) pada tahun 2021 mencatat bahwa pengelolaan sampah di Kabupaten Banyuasin masih jauh dari ideal. Penyelidikan ORI mengungkapkan bahwa kurangnya fasilitas tempat pembuangan sampah (TPS) yang memadai, keterbatasan armada pengangkut sampah, serta kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) yang tidak sesuai standar menjadi masalah utama.

Pada Juli 2024, situasi ini semakin diperburuk oleh tumpukan sampah yang terlihat di sepanjang Jalan Lingkar, yang tidak mendapatkan perhatian serius dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin. Warga setempat merasa kecewa karena minimnya tanggapan dari pihak berwenang, termasuk Kepala Dinas Lingkungan Hidup yang dianggap lalai dalam menangani masalah ini. Mereka meminta agar fasilitas TPS lebih banyak dibangun dan kesadaran masyarakat tentang pembuangan sampah yang benar ditingkatkan.

Sejalan dengan permasalahan tersebut, Pj Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam baru-baru ini memimpin Gerakan Aksi Bersih Sungai di Desa Gasing dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Kegiatan ini melibatkan pembersihan sungai dan lomba pungut sampah yang diikuti oleh masyarakat setempat. Bupati menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Dengan berbagai langkah yang telah diambil, diharapkan kualitas lingkungan di Kabupaten Banyuasin dapat terus meningkat, memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat dan keberlanjutan ekosistem lokal. Masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat bekerja sama untuk menghadapi tantangan lingkungan yang ada, demi masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun