Mohon tunggu...
Muhammad Ali Amar Raudhal
Muhammad Ali Amar Raudhal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobinya bermain komputer,membuat sesuatu dan bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Framing Text Permasalahan Kondisi Lingkungan di Wilayah Banyuasin

13 Oktober 2024   16:31 Diperbarui: 13 Oktober 2024   16:40 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Banyuasin, Sumatera Selatan --- Desa Sungsang II dan III di Kecamatan Banyuasin II menghadapi krisis lingkungan yang semakin memprihatinkan. Dalam beberapa waktu terakhir, warga setempat melaporkan berbagai permasalahan serius, termasuk tumpukan sampah yang berserakan di berbagai sudut desa, aliran air limbah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik, serta minimnya akses terhadap air bersih.

Salah satu keluhan utama warga adalah bahwa sumber air bersih yang ada hanya berasal dari air hujan, yang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Situasi ini telah menciptakan tantangan besar bagi kesehatan masyarakat dan kualitas hidup di daerah tersebut. Di tengah kesulitan ini, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gajah Mada (UGM) yang berkolaborasi dengan UIN Raden Fatah telah mengambil inisiatif untuk membantu mengatasi permasalahan ini.

Tim KKN telah merespons dengan membuat prototipe sistem filtrasi air yang menggunakan metode filtrasi berlapis, termasuk filter RO (Reverse Osmosis), sedimen, karbon aktif, dan zeolit. Tujuannya adalah untuk menghasilkan air yang lebih bersih dan layak digunakan oleh warga. Selain itu, mahasiswa juga memprakarsai pembuatan ecobrick, sebuah inovasi di mana botol plastik diisi dengan sampah plastik padat sebagai solusi pengelolaan limbah. Program ini sangat diapresiasi oleh warga karena tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga berpotensi mendatangkan keuntungan ekonomi jika ecobrick tersebut dijual.

Sementara itu, laporan mengenai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di Kabupaten Banyuasin menunjukkan nilai sebesar 66,69 pada tahun 2023, yang tergolong dalam kategori "Sedang." Meskipun berhasil melampaui target yang ditetapkan, para ahli lingkungan mengingatkan bahwa upaya pengendalian pencemaran dan perbaikan lingkungan yang responsif terhadap dinamika lokal sangat diperlukan. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas lingkungan, termasuk memperbaiki sarana dan prasarana pengelolaan sampah.

Dalam konteks ini, gerakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat juga telah mulai diterapkan di Kampung Nelayan Sungsang. Program ini melibatkan warga dalam pengumpulan, pemilahan, dan pemanfaatan sampah melalui sistem Bank Sampah. Dengan adanya program ini, masyarakat tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan mereka dari penjualan sampah, tetapi juga turut berkontribusi pada kebersihan lingkungan.

Namun, berbagai tantangan tetap mengemuka. Sebuah laporan dari Ombudsman RI (ORI) pada tahun 2021 mencatat bahwa pengelolaan sampah di Kabupaten Banyuasin masih jauh dari ideal. Penyelidikan ORI mengungkapkan bahwa kurangnya fasilitas tempat pembuangan sampah (TPS) yang memadai, keterbatasan armada pengangkut sampah, serta kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) yang tidak sesuai standar menjadi masalah utama.

Pada Juli 2024, situasi ini semakin diperburuk oleh tumpukan sampah yang terlihat di sepanjang Jalan Lingkar, yang tidak mendapatkan perhatian serius dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin. Warga setempat merasa kecewa karena minimnya tanggapan dari pihak berwenang, termasuk Kepala Dinas Lingkungan Hidup yang dianggap lalai dalam menangani masalah ini. Mereka meminta agar fasilitas TPS lebih banyak dibangun dan kesadaran masyarakat tentang pembuangan sampah yang benar ditingkatkan.

Sejalan dengan permasalahan tersebut, Pj Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam baru-baru ini memimpin Gerakan Aksi Bersih Sungai di Desa Gasing dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Kegiatan ini melibatkan pembersihan sungai dan lomba pungut sampah yang diikuti oleh masyarakat setempat. Bupati menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Dengan berbagai langkah yang telah diambil, diharapkan kualitas lingkungan di Kabupaten Banyuasin dapat terus meningkat, memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat dan keberlanjutan ekosistem lokal. Masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat bekerja sama untuk menghadapi tantangan lingkungan yang ada, demi masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun