Keterkaitan pasar wirausaha sosial juga diciptakan dengan mengomersialkan layanan sosial organisasi atau memanfaatkan aset tidak berwujud, seperti hubungan perdagangan dan pendapatan yang digunakan untuk mensubsidi layanan masayarakat sasarannya. Dalam contoh kedua ini, program sosial dan kegiatan bisnis tumpang tindih, maka mengikuti model terintegrasi. Banyak asosiasi perdagangan, koperasi, kemitraan sektor swasta, dan program pengembangan bisnis menggunakan model market linkage dari wirausaha sosial. Jenis wirausaha sosial ini termasuk, ekspor-impor, riset pasar, dan layanan broker.
Service Subsidization (Subsidi Layanan)
Model service subsidization dari perusahaan sosial menjual produk atau layanan ke pasar eksternal dan menggunakan pendapatan yang dihasilkannya untuk mendanai program sosialnya. Model service subsidization biasanya terintegrasi, aktivitas bisnis dan program sosial tumpang tindih, biaya berbagi, aset, operasional, pendapatan, sering menjadi ciri khas program. Meskipun model service subsidization digunakan terutama sebagai mekanisme pembiayaan, aktivitas bisnis terpisah dari misi sosialnya, dan kegiatan bisnis dapat memperbesar atau meningkatkan misi organisasi.
Lembaga nonprofit yang mengimplementasikan wirausaha sosial dengan model service subsidization umumnya mengoperasikan banyak jenis bisnis yang berbeda, namun, sebagian besar memanfaatkan aset berwujud mereka (bangunan, tanah, atau peralatan) atau aset tidak berwujud (metodologi, pengetahuan, hubungan, atau merek) sebagai dasar dari perusahaan mereka menjalankan aktivitas usahanya. Komersialisasi pada model ini umumnya mengarah pada aktivitas perusahaan yang terkait dengan aktivitas sosial organisasi dan dapat meningkatkan misi. Service subsidization adalah salah satu jenis usaha sosial yang paling umum karena dapat diterapkan pada hampir semua organisasi nonprofit. Model service subsidization mungkin dapat berkembang menjadi model organizational support jika menjadi cukup menguntungkan dan prospektif.
Model service subsidization dari wirausaha sosial dapat menjadi jenis bisnis yang luas dan beragam. Mereka yang memanfaatkan aset tak berwujud seperti keahlian, metodologi, atau hubungan eksklusif mengomersialkan layanan berupa konsultasi, konseling, logistik, pelatihan kerja atau pemasaran. Selain itu, model ini juga memanfaatkan aset berwujud seperti bangunan, peralatan, tanah, karyawan, computer, dll.
Organizational Support (Dukungan Organisasi)
Model organizational support dari wirausaha sosial menjual produk dan layanan ke pasar eksternal, bisnis, atau masyarakat umum. Dalam beberapa kasus, kelompok masyarakat sasarannya adalah pelanggan.
Model organizational support biasanya eksternal: Kegiatan bisnis terpisah dari program sosial, pendapatan bersih dari wirausaha sosial menyediakan aliran dana untuk menutupi biaya program sosial dan biaya operasional dari organisasi nirlaba. Model wirausaha sosial ini diciptakan sebagai mekanisme pendanaan untuk organisasi dan sering disusun sebagai organisasi nirlaba yang merupakan anak perusahaan. Mirip dengan model Service Subsidization model organizational support dapat mengimplementasikan hampir semua jenis bisnis yang memanfaatkan asetnya. Pada pola ini bisa saja sebuah perusahaan mulai mengembangkan organisasi nirlaba untuk menjalankan misi sosial atau organsisasi nirlaba mulai membuat perusahaan untuk mencari laba sehingga bisa memenuhi kebutuhan operasional.
Sebagai contoh sebuah organisasi lingkungan menciptakan anak perusahaan terpisah untuk mendapatkan laba dari kontrak dengan pemerintah untuk melakukan pemantauan lingkungan dan evaluasi kepatuhan perusahaan swasta. Keuntungan dari usaha itu diinvestasikan kembali untuk bisnis tersebut dan disalurkan ke organisasi nirlaba untuk pendidikan lingkungan. Pendapatan ini merupakan sumber utama yang dialokasikan untuk biaya operasional nonprofit serta program advokasi lingkungan dimana organisasi tidak dapat memperoleh pendanaan donor.
Â