Si ibu segera memberikan ultimatum, "Aku beri waktu satu minggu sampai kamu meminta maaf kepada bu Stegmann. Entah kamu menulis surat permintaan maaf, entah kamu mengirim sekotak coklat, entah kamu mengirim setangkai bunga, terserah. Intinya kamu harus mengungkapkan perasaan bersalah. Karena aku yakin bu Stegmann nggak bohong tapi kamu kan langganan bohong." Si ibu guru memandangiku. Aku mengangguk.
Aku bilang padanya bahwa aku adalah pendidik. Kalau ada anak yang nggak bener, harus aku beritahu. Waktu sebelum kejadian, aku pernah mengawasinya di jam di mana aku mengajar tari.
Alasannya, guru yang biasanya mengawasi dia bersama teman-teman lainnya sedang liburan. Karena muridku cuma tiga saja, aku harus menerima 7 siswa lainnya untuk ikutan menari. Supaya mereka ada kegiatan. Tadinya ia dan the gang nggak mau.
Baru setelah aku bilang "Mau ikut jam menari selama sejam, atau kalian menulis satu halaman penuh bahwa kalian nggak mau ikut pelajaranku?" Akhirnya, aku bahagia sekali, mereka mau menari bersama kami sampai lonceng berbunyi tanda kami semua harus meninggalkan ruang olahraga dan menuju halte bus sekolah. Pulang!
Jadi kalau kami sudah damai, aku pun janji masih minat untuk mengawasinya pada jam terakhir, jika gurunya nggak datang.
***
Seminggu berlalu. Aku nggak menyangka bahwa aku dicegat seorang anak yang aku kenal. Ah, yang mengacungkan jari tengah kepadaku!
Hari itu, ia mengucapkan minta maaf. Aku pura-pura nggak mendengar dan memintanya mengulangi. Indah sekali didengar.
"Baik, aku terima tapi jangan diulangi lagi, ya. Sudah sana pulang. Hati-hati." Aku tinggalkan dia yang menggotong ranselnya pelan tapi pasti. Tanganku yang tadi merasa keberatan dengan barang-barang yang aku bawa (loudspeaker, ipad, kertas dokumen), tiba-tiba terasa ringan. Memang betul bahwa setiap anak itu seperti tabula rasa berwarna putih, kitalah orang dewasa yang mewarnainya. Jangan rusak mereka. Sekali mereka rusak, perbaiki mereka dengan hati dan pikiran.
Beginilah indahnya hidup sebagai seorang guru. Kalian berani menerima tantangan jadi guru? Guru tanpa tanda jasa, semoga masuk surga.
Selamat malam. (G76)