Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Begini yang Aku Lakukan Ketika Ada Siswa Mengacungkan Jari Tengah

27 November 2023   03:27 Diperbarui: 27 November 2023   05:15 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Si ibu segera memberikan ultimatum, "Aku beri waktu satu minggu sampai kamu meminta maaf kepada bu Stegmann. Entah kamu menulis surat permintaan maaf, entah kamu mengirim sekotak coklat, entah kamu mengirim setangkai bunga, terserah. Intinya kamu harus mengungkapkan perasaan bersalah. Karena aku yakin bu Stegmann nggak bohong tapi kamu kan langganan bohong." Si ibu guru memandangiku. Aku mengangguk.

Aku  bilang padanya bahwa aku adalah pendidik. Kalau ada anak yang nggak bener, harus aku beritahu. Waktu sebelum kejadian, aku pernah mengawasinya di jam di mana aku mengajar tari. 

Alasannya, guru yang biasanya mengawasi dia bersama teman-teman lainnya sedang liburan. Karena muridku cuma tiga saja, aku harus menerima 7 siswa lainnya untuk ikutan menari. Supaya mereka ada kegiatan. Tadinya ia dan the gang nggak mau. 

Baru setelah aku bilang "Mau ikut jam menari selama sejam, atau kalian menulis satu halaman penuh bahwa kalian nggak mau ikut pelajaranku?" Akhirnya, aku bahagia sekali, mereka mau menari bersama kami sampai lonceng berbunyi tanda kami semua harus meninggalkan ruang olahraga dan menuju halte bus sekolah. Pulang!

Jadi kalau kami sudah damai, aku pun janji masih minat untuk mengawasinya pada jam terakhir, jika gurunya nggak datang.

***

Seminggu berlalu. Aku nggak menyangka bahwa aku dicegat seorang anak yang aku kenal. Ah, yang mengacungkan jari tengah kepadaku!

Hari itu, ia mengucapkan minta maaf. Aku pura-pura nggak mendengar dan memintanya mengulangi. Indah sekali didengar.

"Baik, aku terima tapi jangan diulangi lagi, ya. Sudah sana pulang. Hati-hati." Aku tinggalkan dia yang menggotong ranselnya pelan tapi pasti. Tanganku yang tadi merasa keberatan dengan barang-barang yang aku bawa (loudspeaker, ipad, kertas dokumen), tiba-tiba terasa ringan. Memang betul bahwa setiap anak itu seperti tabula rasa berwarna putih, kitalah orang dewasa yang mewarnainya. Jangan rusak mereka. Sekali mereka rusak, perbaiki mereka dengan hati dan pikiran.

Beginilah indahnya hidup sebagai seorang guru. Kalian berani menerima tantangan jadi guru? Guru tanpa tanda jasa, semoga masuk surga.

Selamat malam. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun