Kalau di Indonesia biasanya skripsi dijilid di tempat foto copy dengan cover tebal, tinta emas, bagus. Di Jerman nggak harus, alias sederhana bingit. Kalaupun mau dibuat begitu harganyaaaaaah, saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Itu sebab kami boleh menggunakan jilidan yang pakai kawat, murah meriah. Bukan kawat jemuran atau kawat gigi yaaaa.
Untuk alat binding penjilid dengan kawat itu kami punya sendiri di rumah. Lagian tebalnya hanya 40 halaman, bisa dibuat sendiri. Klek, klek, klek ...selesai, dikumpulkan. Yang nggak mengumpulkan diberi nilai 6 atau F tapi tetap boleh ujian skripsi. Kan nilai di ijazah terdiri dari tiga nilai, masih ada kesempatan alias nggak semata-mata gugur.
Tips selama menulis, banyak doa. Akupun harus punya tekat kuat, semangat, konsentrasi dan menulis skripsi ini selalu jadi prioritas setiap hari. Walaupun demikian, aku nggak kurang piknik. lho. Jadi untuk kesegaran otak, aku biasa jalan-jalan sama keluarga di akhir pekan. Entah ke kota sebelah atau mengunjungi teman atau saudara, atau sekedar ngopi cantik.
Tiap hari sepulang kerja atau kuliah, aku jalan ke hutan bersama suami, supaya ada oksigen masuk di kepala yang pasti ruwet dari menulis skripsi. Keseimbangan raga dan jiwa ini harusss ada selama pembuatan skripsi.
Kolloquium, Ujian Skripsi di Jerman
Kolloquium dalam bahasa latin Kolokium artinya percakapan atau diskusi atau presentasi ilmiah.
Untuk nilai pas ujian skripsi ini, sudah ada dua nilai yang terlahir. Yakni dari mata kuliah BEF II sesuai tema yang aku ambil (1) dan teks skripsi (3,5). Ini diumumkan beberapa minggu sebelum ujian skripsi. Nilai di Jerman artinya semakin sedikit semakin bagus ya. Kalau waktu kuliah di Indonesia dulu nilainya A, B, C.
Hari H tiba. Aku datang 1 jam sebelum jadwal ujian. Saking takutnya nggak dapat tempat parkir dan panik nanti kalau ada apa-apa di jalan (macet, ban bocor, toilet dan sejenisnya).
Selama menunggu, kami nggak boleh dekat ruangan ujian. Jaga jarak. Makanya aku duduk di ruang perpustakaan kecil deket sekretariat, seberangan sama toilet. Wkwk, jika nervous bisa cepet.
Di tas sudah ada skripsi, jajanan, buah, permen, minuman dan hasta karya yang dibuat anak-anak. Berasa piknik. Namanya anak Komunitas Traveler Kompasiana, siap sedia.
Perlu diketahui, skripsiku kualitatif dan ada prakteknya. Makanya hasilnya aku bawa buat ditunjukin, kan nggak boleh presentasi dengan power point atau pakai kertas atau apa kek. Murni dengan lesan selama 5 menit. Yaaaah waktu segitu, mau ngomong apa cobaaa. Sudah mulai selamat pagi, sudah "Dorrr" selesai waktunya.