***
Dari gambaran semua gadis tersebut di atas, saya menganggukkan kepala ketika Heidi Klum memang sengaja mengizinkan mereka ikut tampil. Misi "diversity" atau perbedaan yang indah ini memang bagus, positif tapi tetap saja ada kritik dari masyarakat. Misalnya saja, mereka menganggap bahwa ini menjadi bahan dagelan.
Kalau menurut saya, para gadis yang luar biasa itu yang mau, jadi biarkan mereka bebas berekspresi dan bereksperimen, ke mana arah jalan hidup mereka akan dibawa, sesuai bakat dan minatnya masing-masing. Jangan halangi mereka. Kecuali kalau keikutsertaan mereka karena paksaan atau intervensi dari seseorang karena tendensi tertentu, itu namanya tidak benar. Belajar dari kenyataan hidup bahwa hal-hal itu bisa saja menjadi gangguan meraih cita-cita akan lebih manjur daripada ceramah atau nasihat dari siapapun. Kuncinya, berikan mereka kesempatan.
Bagaimana pendapat kalian?
Saya baru tahu kalau Indonesia juga punya kontes yang mirip "Indonesia's Next Top Model", yang dimulai sejak 28 November 2020, di mana Luna Maya dan Dedy Cobuzier menjadi salah dua dari jurinya. Peserta berjumlah 16 itu saya taksir nggak ada yang memiliki perbedaan seperti yang saya ungkap di atas dalam GNTM.
Pertanyaan saya adalah, sanggupkah Indonesia yang memiliki motto Bhinneka tunggal ika, berbeda tetapi tetap satu akan memberikan kesempatan yang sama? Jerman tak punya motto itu, tapi memang sudah dari alamnya dari masa ke masa, beragam penduduknya dan beraneka aturan yang dibuat untuk membuatnya harmonis. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H