Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Apakah Kontes Indonesia's Top Model Berani Menerima Perbedaan Seperti di Jerman?

14 Februari 2021   05:41 Diperbarui: 14 Februari 2021   05:59 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Dari gambaran semua gadis tersebut di atas, saya menganggukkan kepala ketika Heidi Klum memang sengaja mengizinkan mereka ikut tampil. Misi "diversity" atau perbedaan yang indah ini memang bagus, positif tapi tetap saja ada kritik dari masyarakat. Misalnya saja, mereka menganggap bahwa ini menjadi bahan dagelan.

Kalau menurut saya, para gadis yang luar biasa itu yang mau, jadi biarkan mereka bebas berekspresi dan bereksperimen, ke mana arah jalan hidup mereka akan dibawa, sesuai bakat dan minatnya masing-masing. Jangan halangi mereka. Kecuali kalau keikutsertaan mereka karena paksaan atau intervensi dari seseorang karena tendensi tertentu, itu namanya tidak benar. Belajar dari kenyataan hidup bahwa hal-hal itu bisa saja menjadi gangguan meraih cita-cita akan lebih manjur daripada ceramah atau nasihat dari siapapun. Kuncinya, berikan mereka kesempatan.

Bagaimana pendapat kalian?

Saya baru tahu kalau Indonesia juga punya kontes yang mirip "Indonesia's Next Top Model", yang dimulai sejak 28 November 2020, di mana Luna Maya dan Dedy Cobuzier menjadi salah dua dari jurinya. Peserta berjumlah 16 itu saya taksir  nggak ada yang memiliki perbedaan seperti yang saya ungkap di atas dalam GNTM.

Pertanyaan saya adalah, sanggupkah Indonesia yang memiliki motto Bhinneka tunggal ika, berbeda tetapi tetap satu akan memberikan kesempatan yang sama? Jerman tak punya motto itu, tapi memang sudah dari alamnya dari masa ke masa, beragam penduduknya dan beraneka aturan yang dibuat untuk membuatnya harmonis. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun