Baru kali ini ada peserta bisu yang ikut serta dan didampingi "Dolmetscher" atau orang yang secara suka rela sebagai penerjemah. Kekuatan dari dalam yang membuat Maria percaya juga datang tak hanya dari dirinya tapi juga dari dukungan keluarga.
Bahkan dukungan teman-teman peserta GNTM semakin membuatnya percaya diri. Mereka banyak belajar tentang bahasa isyarat selama karantina, seperti cara bertepuk tangan bukan dengan menepukkan kedua tangan, melainkan mengangkat tangan dan menggerakkan jari-jari di samping kanan dan kiri. Mirip seperti salah satu gerakan tari kelinci.
Kesedihan menyelimuti penyisihan babak pertama. Beberapa peserta kecewa mengapa Maria tidak terjaring ke babak kedua.
Tidak, ia tidak sedih karena masih banyak cita-cita lain yang ingin ia raih. Tidak lolos GNTM bukan berarti runtuhnya langit.
Yang gemuk bisa lenggak-lenggok
Masih soal raga.
Jika ada di antara kalian yang tidak PD dengan berat badan berlebihan. Silakan menengok Dascha (20) dan Larissa (22) dari Dachim. Mereka itu adalah dua peserta yang sangat optimis melaju babak demi babak dalam GNTM.
Dalam episode sebelumnya sudah ada gadis gemuk yang ikut. Orang Jerman menyebutnya "Kurve", ada lekuk-lekuk yang terlihat berlebih di sana-sini mulai dari dada, pinggang, pantat sampai betis. Ukurannya besar. Jadi bukan kerempeng atau langsing seperti kebanyakan model. Tidak.
Di Jerman sebenarnya sudah banyak toko yang menjual baju khusus untuk orang yang tubuhnya ekstra. Jadi tetap ada model yang dibutuhkan untuk promosi dalam brosur atau iklan mereka.
Maklum, Jerman memang berbeda dengan Indonesia. Dilihat dari penampakan, para perempuan Jerman, misalnya, rata-rata seperti Monalisa. Bisa saja karena makanannya beda, cara hidupnya beda, cara pandangnya lain dan tentu memang mereka melihat kecantikan itu dari segi yang tidak sama dengan kita; tidak harus langsing! Hore, makan coklat!
Wara-wiri mereka di catwalk juga lumayan. Artinya, mereka bisa lenggak-lenggok, kok!