Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Siapa Bilang Warga Biasa Enggak Bisa Jadi Narasumber Zoom?

8 November 2020   20:57 Diperbarui: 9 November 2020   22:07 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Chris Montgomery on Unsplash

Zoom mulai banyak dikenal orang sejak Corona merajalela. Istilahnya booming, gitu loh. Enggak di Indonesia, enggak di Jerman, enggak di Amerika ... di mana-mana, deh.

Sayangnya, ada rumor juga soal keamanan dan penyabotan data dan seterusnya yang serba negatif bikin orang takut ber-zoom ria. Apalagi boleh dikata zoom mampu menyedot pulsa, tapi tetap dipuja. Eaaaaa.

Teman-teman, saya tidak menyangka bahwa teknologi yang memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang di seluruh dunia secara gratis atau berbayar itu sudah hadir sejak 2011. Itu adalah tahun di mana seorang keturunan China kelahiran Amerika, Eric Yuan yang berhasil menciptakan zoom dan merilis software -nya tahun 2013.

Terima kasih pada Eric yang telah menyambungkan kita semua. Keep it up, man!

Ngomong-ngomong, teman-teman sudah ikut berapa zoom? Pasti banyak, ya. Yang digelar di dalam maupun luar negeri. Yang pesertanya hanya puluhan sampai ratusan. 

Dari yang ngobrol remeh-temeh sampai serius banget sampai keningnya dilipet tapi nggak paham-paham. Pokoknya sembari WFH atau santai saat weekend, enjoy saja dengan zoom. Rugi, lho kalau nggak pernah ikut di zaman now.

Selain itu, pernah nggak kalian memperhatikan, siapa saja narasumber yang dihadirkan panitia zoom tersebut?

  • Menteri
  • Duta besar
  • Profesor
  • Manager
  • Artis (penyanyi/pemain film/model)
  • CEO
  • Direktur
  • Founder
  • Ketua/chairman
  • Pengusaha/businessman

Yailahhh. Ada lagi?

Lalu, pernah nggak sih, terbersit keinginan salah satu atau salah dua dari kalian "Ih, jadi narsum kayaknya asyik, nih. Kapan, ya bisa jadi narasumber. Tapi gimana, nih? Kan aku warga biasa..."

Bisa. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Yakinlah!

(Eh, Gana, kok yakin betul. Memang kamu tahu rahasianya? Awas, ya kalau hoax. Ada seblak, nih).

Tahu, dong, makanya mau dibagi, nih, tricknya.

Ehm. Saya ini kann ibuk-ibuk, warga biasa ... bukan salah satu dari beberapa status di atas. Tapi saya boleh, dong, bangga pernah beberapa kali menjadi moderator atau narasumber zoom yang diselenggarakan di Jerman dan Indonesia.

  • Narasumber Gather.Inc “Change Together” bersama Kompasiana.com, Jakarta 27 Juni 2020.
  • Narasumber “Peran Perempuan Dalam Melestarikan Budaya Indonesia” bersama Permif Indonesia-Frankfurt, Jerman 18 Juli 2020.
  • Narasumber “How to Publish a Book” bersama Komunitas Traveler Kompasiana, Bogor 1 Agustus 2020.
  • Narasumber “Sosok” bersama Up Radio Semarang, Semarang 3 Agustus 2020.
  • Narasumber “Menjaga Budaya Nusantara di Manca Negara” bersama Youtuber Ary Hellya Kurniati, Jakarta 7 Agustus 2020.
  • Moderator “Apa Kata Orang Jerman Tentang Wisata Indonesia?“ bersama Komunitas Traveler Kompasiana, Jerman 8 Agustus 2020.
  • Moderator “Travel dan Melukis di Usia Senja? Enjoy Aja!” bersama Komunitas Traveler Kompasiana, Yogyakarta 15 Agustus 2020.
  • Narasumber “Cara Austria Menangani Covid19 dan Sekilas Wina” bersama Komunitas Traveler Kompasiana, Wina 26 September 2020.
  • Narasumber “Read Your Book, Reach Your Dream” bersama EDSA Universitas PGRI Semarang, Semarang 27 September 2020.
  • Narasumber “Gegar budaya dan Program Ausbildung zur Erzieherin” bersama Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Negeri Medan, Surabaya 26 Oktober 2020.

Mau seperti saya? Ini tips dari yang bisa saja bermanfaat dan menginspirasi.

Dan yang harus kita lakukan untuk menjadi narasumber yakni:

Gali potensi diri

Manusia kan sudah melewati beberapa fase. Masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, masa tua, masa depan (menuju kematian).

Nah, sekarang ini, kalian ada di masa yang mana? Kalau saya ada di masa dewasa, ya meskipun pengennya awet muda kayak zaman remaja (jiwit!).

Kalau waktu remaja, biasanya kita sedang menjadi jati diri apa dan siapa kita, pasti dong ketika melangkah ke masa dewasa, kita sudah tahu kita ini siapa aka bukan hantu, eh.

Maksudnya, sudah tahu apa bakat dan minat kita. Untuk itu, mari gali potensi diri. Kita bisanya apa? Keunggulan kita apa? Pengalaman kita apa? Kita bisa apa?

Demi membantu kita, sering-seringlah memperbarui daftar riwayat hidup dari waktu ke waktu, supaya kita tahu kita ini jalan di tempat, mundur atau maju/ke depan?

Dari sana, pasti kita lihat bahwa banyak potensi atau talenta yang dimiliki. Rugi kalau hanya untuk diri sendiri. Berbagi itu penting. Tidak hanya untuk orang lain, tapi justru juga mengembangkan diri kita sendiri. Nggak percaya? Cobalah ....

Misalnya:

  • Pengalaman mengajar bahasa Indonesia, bahasa Inggris di dalam maupun luar negeri
  • Pengalaman siaran di radio
  • Pengalaman menulis buku
  • Pengalaman keliling dunia
  • Pengalaman ikut LSM
  • Pengalaman memasak atau membuat kue
  • Pengalaman bergerak di bidang UMKM
  • Pengalaman-pengalaman lain yang unik dan dialami sendiri.

Dengan membaginya, orang yang belum pernah tahu jadi tahu. Atau bagi mereka yang punya pengalaman mirip, bisa bertukar informasi. Asyik, kan?

Jalin networking

Seperti halnya Kompasiana, kita pun sebagai individu harus punya network. Banyak komunitas yang lahir di Kompasiana maupun di luar Kompasiana. Network pribadi juga perlu ditambah, tidak hanya komunitas, ya.

Di sana, kita bisa menambah kontak, pengetahuan dan tentu network kita jadi luaaaaas.

Kalau hanya mager, diaaam saja di dalam kamar, nggak ngapa-ngapain, dapatnya juga cuman iler.

Menjalin networking ini juga bisa dilakukan orang yang suka malu-malu bertemu orang karena melakukannya tidak harus tatap muka. Dengan menggunakan gadget, maya, bisa-bisa saja.

Dengan networking yang luas, kita juga makin dikenal orang.

Bikin komunikasi

Kompasiana punya motto connecting. Ini bisa jadi teladan kita bahwa kalau orang nggak konek, nggak nyambung dan nggak dapat apa-apa.

Jika sudah punya networking, jangan didiemin. Manfaatkan. Ingat ya, memanfaatkan bukan menyalahgunakan.

Tanyakan pada networking kita, apakah mereka tertarik untuk menjalin kerjasama dengan kita demi membuat acara zoom sesuai tema berdasar talent kita, di mana kita sebagai narsum (bisa speaker utama atau speaker pendamping).

Biasanya, akan semakin mudah jika kita mengenal personil networking secara pribadi. Bukannya kolusi tetapi orang manapun di seluruh dunia jika tak kenal maka tak sayang. Peribahasa ini bukan omong kosong belaka. Contohnya orang Jerman. Meskipun Jerman adalah negara modern dan terkenal lurus, orangnya masih memperhatikan kedekatan hati jika melakukan sesuatu.

Bikin plan

Susun rancangan acara bersama networking yang kita pilih. Kapan, di mana, bagaimana... pokoknya 5W 1 H lah.

Orang yang punya tujuan harus punya format. Kalau nggrambyang, dia jalannya akan miring dan nggak sampai-sampai.

Konsep ini penting supaya acara berjalan lancar. Melalui komunikasi dengan tim zoom (bisa lewat whatsapp atau email), semua akan ditata dari awal supaya happy ending.

Power point

Saya termasuk orang yang gaptek. Maklum ibuk-ibuk. Yailah, belajar bikin website dari anak ragil yang dari umur 10 tahun udah bikin terlebih dahulu. Lalu untuk bikin denah program pro create juga begitu. Termasuk bikin flyer untuk zoom diajarin bikin pakai Picsart dan seterusnya. Yaolohhh....

Tak perlu malu untuk berguru pada yang lebih muda. Jika kita tidak paham program PP ini, bisa bertanya. Malu bertanya sesat di jalan, bukannya malu bertanya nggak usah tanya. Salah besar itu.

Untuk menjadi narsum, beberapa kali ada kemudahan bahwa pengoperasian PP dilakukan oleh host atau moderator. Beberapa kali, saya harus melakukannya sendiri dan harus tepok jidat. Alah bisa karena biasa. Kalau tidak dicoba, tidak akan pernah bisa. Ayo, cobalah.

Public speaking

Dari kecil memang saya terkenal sebagai anak yang cerewet. Maklum di rumah banyak anak laki-laki, jadinya sebagai anak perempuan merasa wajib cerewet supaya rumah rame. Dan sepertinya buah tak jauh jatuhnya dari pohon lantaran melihat bapak suka berbicara di muka umum. Saya tiru.

Begitu tahu bahwa saya suka ngomong, waktu SMA suka mendengarkan radio dan berandai-andai jadi penyiar. Sepertinya banyak teman-teman yang berpikiran sama waktu itu.

Ya, dulu begitu lulus D1 saya segera melamar sebagai penyiar. Selama 11 tahun di radio itulah, saya belajar otodidak untuk berbicara mulai dimuka corong sampai di depan orang (ketika ada tamu dalam talkshow atau panggung).

Alamak, tak perlu melamar jadi penyiar dulu sebelum jadi narsum zoom. Untuk menyiasati supaya kita bisa ngomong aka cerita, bukankah sudah ada power poin. Ini bisa kita baca atau jadi outline supaya ngomongnya teratur.

Sebarin di media sosial

Flyer dari panitia biasanya akan kita dapatkan. Ini bisa kita masukkan di semua media sosial yang kita punya. Selain sebagai undangan bagi teman di daftar kita, ini promo, personalk branding kita. Siapa tahu, ada yang tertarik untuk mengundang kita. 

Dengan mengikuti jejak apa saja yang sudah kita lakukan akan menanamkan kepercayaan pada para calon panitia zoom yang akan menjadikan kita narasumber.

Kalau tidak disebarin, darimana orang lain tahu apa yang kita kerjakan?

***

Tuh, sudah banyak rahasia atau tips yang sudah saya praktekkan dan bisa kalian terapkan di hari-hari depan.

Siapa tahu, dalam waktu dekat, akan ada rejeki bahwa kalian sebagai warga biasa seperti saya, menjadi narasumber di salah satu atau salah dua zoom.

Intinya, menjadi narasumber itu bukan untuk gagah-gagahan tapi lebih pada berbagi ilmu dan pengalaman yang kita punya. Sayang kalau hanya disimpan sendiri.

Lain kali akan saya ceritakan apa saja yang harus diperhatikan jika kita sudah jadi narasumber. Bersambung .... (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun