Tanyakan pada networking kita, apakah mereka tertarik untuk menjalin kerjasama dengan kita demi membuat acara zoom sesuai tema berdasar talent kita, di mana kita sebagai narsum (bisa speaker utama atau speaker pendamping).
Biasanya, akan semakin mudah jika kita mengenal personil networking secara pribadi. Bukannya kolusi tetapi orang manapun di seluruh dunia jika tak kenal maka tak sayang. Peribahasa ini bukan omong kosong belaka. Contohnya orang Jerman. Meskipun Jerman adalah negara modern dan terkenal lurus, orangnya masih memperhatikan kedekatan hati jika melakukan sesuatu.
Bikin plan
Susun rancangan acara bersama networking yang kita pilih. Kapan, di mana, bagaimana... pokoknya 5W 1 H lah.
Orang yang punya tujuan harus punya format. Kalau nggrambyang, dia jalannya akan miring dan nggak sampai-sampai.
Konsep ini penting supaya acara berjalan lancar. Melalui komunikasi dengan tim zoom (bisa lewat whatsapp atau email), semua akan ditata dari awal supaya happy ending.
Power point
Saya termasuk orang yang gaptek. Maklum ibuk-ibuk. Yailah, belajar bikin website dari anak ragil yang dari umur 10 tahun udah bikin terlebih dahulu. Lalu untuk bikin denah program pro create juga begitu. Termasuk bikin flyer untuk zoom diajarin bikin pakai Picsart dan seterusnya. Yaolohhh....
Tak perlu malu untuk berguru pada yang lebih muda. Jika kita tidak paham program PP ini, bisa bertanya. Malu bertanya sesat di jalan, bukannya malu bertanya nggak usah tanya. Salah besar itu.
Untuk menjadi narsum, beberapa kali ada kemudahan bahwa pengoperasian PP dilakukan oleh host atau moderator. Beberapa kali, saya harus melakukannya sendiri dan harus tepok jidat. Alah bisa karena biasa. Kalau tidak dicoba, tidak akan pernah bisa. Ayo, cobalah.
Public speaking