Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Saya Berada di Luar Negeri dan Aneurisma Otak Menjemput Bapak

25 April 2020   20:26 Diperbarui: 25 April 2020   21:49 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah diperiksa dan dicek darahnya jam 9 pagi, ibu diberikan resep suplemen Dehaf yang mengandung ekstrak jambu biji, supaya trombositnya naik. Beberapa hari kemudian ibu pulih.

Dokter itu juga baik sekali, mau ditanya-tanyain ini-itu sehubungan dengan ibu, lewat whatsapp gratis. Semoga Allah memberikan pahala setimpal padanya. Yah, kalau kami di Jerman, mengontak dokter untuk konsultasi, dokter klaim ke asuransi, artinya bayar.

Kembali ke kasus bapak yang nggak sadar. Saat menelepon beberapa teman yang juga dokter, beberapa klinik terdekat, tak ada satu dokter pun yang bisa datang memeriksa beliau. Teman saya yang dokter anestesi bilang itu di luar kemampuan mereka.

Kok, saya minta dokter datang ke rumah? Siapa tahu Indonesia sudah maju layanan kesehatannya, canggih. Juga karena menurut pengalaman saya di Jerman daerah pedesaan, pasien yang tidak bisa datang ke dokter, dokternya masih mau datang untuk memeriksa. Dengan penduduk sebanyak 2559 (pada tahun 2018), klinik setempat memiliki 3 dokter. Jika diperlukan, ambulan datang 5-10 menit di tempat. Pasien gawat? Helikopter akan sigap menjemput dan mengantar ke rumah sakit kelas A hanya dalam hitungan menit (dengan mobil dicapai dalam setengah jam). Ini faktor yang membuat ketakutan untuk menjadi tua dan sakit di negeri sendiri tapi fasilitas kesehatan mahal, kurang cepat atau kurang memadai.

Ya Allah. Bapak masih membujur di atas sofa, kakinya masih hangat. Kami sekeluarga diskusi di WA group, sepakat membawa bapak ke UGD. Memanggil ambulan pemerintah kota Semarang, nggak ada yang angkat. Untung bu RT memanggil ambulan PMI dan tiba di tempat untuk segera mengantar bapak ke RS terdekat supaya segera ditangani. Terima kasih pak RT dan bu RT. Ini di Jerman yang nggak ada, nggak model.

Apa Itu Penyakit Aneurisma Otak?

Tiba di UGD RS Bhayangkara, bapak diperiksa CT scan. Rupanya pembuluh darah di otak bapak pecah, namanya Aneurisma otak. Dokter menyarankan untuk dioperasi dan mencari dokter syaraf terbaik. Sayangnya, dokter mengingatkan bahwa operasi juga tidak mudah karena jantung bapak lemah. Selama operasi ada alat yang akan dipasangkan di jantung. Jika tidak kuat, jantung stop. Bahkan rongga paru-paru bapak bisa rusak karena tua.

Ya Tuhan, aneurisma otak?

"Aneurisma otak adalah pembesaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah. Penonjolan ini akan terlihat seperti buah berry yang menggantung. (Alodokter)"

Begitu tahu bahwa bapak mengalami aneurisma otak, suami saya yang memang bisnisnya alat kesehatan bilang ke saya, "Pasti karena bapak banyak merokok kretek. Pendarahan di otak harus cepat dioperasi, nanti dikasih clip supaya tidak bocor lagi tapi sulit ...." Katanya lirih sambil menggelengkan kepala. Saya terhenyak. Selain perokok rupanya neurisma biasa diderita para penderita hipertensi/darah tinggi, alkoholiker, orang yang mengalami benturan di kepala,  pengguna narkoba, memiliki gen aneurisma otak dalam keluarga dan wanita di atas 40 tahun! Berarti saya ....

Suami saya dulu juga pernah merokok. Beruntung ia menghentikannya setelah berdiskusi dengan saya soal peringatan dalam bungkus rokok; merokok dapat mengakibatkan kanker, serangan jantung, impotensi  dan gangguan kehamilan dan janin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun