"Piye poso ning Inggris?" pertanyaan saya tentang bagaimana puasa di negeri orang terlempar.
"Aku milih sing pendek wae." Perempuan yang menutup rambutnya sejak kuliah itu mengaku puasa 18,5 jam sangat berat. Untuk itulah, ia menyesuaikan dengan Indonesia, 13 jam saja cukup.
Aktivitasnya dilakukan normal seperti biasa; mengurusi rumah dan keluarga, kerja dan masak untuk sahur dan berbuka.
Belanda=19 jam
Kemarin, saya iseng tanya teman seperusahaan dulu. Sudah beberapa tahun ini, dia pindah ke Den Haag Negeri Belanda. Sayangnya, meski hanya dalam jarak 5 jam perjalanan mobil, kami belum bertemu.
Kemudian obrolan mengalir sampai soal puasa kemarin.
"Alhamdulillah, ada bolong cuma 6 hari je."
"Suwi rak mbak posone?"
Saya tanyakan berapa lama durasinya. Puasa di negeri kincir air itu memulai Imsak pukul 2.55 dan Maghrib 22.08. Sahur memang paling berat dilakukan karena rasa ngantuk yang menerpa seharian berpuasa dan jarak berbuka dan sahur yang pendek. Makanya, daripada nggak tidur dia nggak sahur. Jadi begitu berbuka, maghriban-Isyak lalu bobok. Pernah, sih beberapa kali sahur dengan menu porsi kucingan, malah rasanya tetep mau lairan.
Menurutnya, rasa lapar nggak terasa, cuma rasanya kliyengan kepala mau menggelinding karena serasa kekurangan oksigen sejak jam 20.00 itu lho yang nggak nahan.
***