Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berapa Lama dan Bagaimana Rasanya Puasa di Luar Negeri?

6 Juli 2017   15:38 Diperbarui: 6 Juli 2017   23:00 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wah iyo, kan meh podoIndonesia." Saya pernah dua kali ke negeri itu. Hawa dan matahari terbit dan tenggelamnya nggak jauh bedanya dengan Indonesia, sesama Asia Tenggara. Puasa akan terasa seperti di kampung halaman sendiri. Bedanya, masyarakatnya mayoritas adalah umat Katholik Roma.

"Latihan sek iki, mbak." Dia pikir, itu adalah masa yang penting untuk melatih diri jika suatu hari nanti akan menuntut ilmu di Jerman di mana Islam menjadi golongan minoritas.

Kanada = 19 jam

Beberapa waktu yang lalu, saya baru saja dipertemukan facebook dengan kakak kelas masa SMP. Setelah mengucapkan selamat lebaran, mohon maaf lahir batin lewat whatsapp, kami membahas soal puasa.

"Alhamdulillah, aku puasa, meskipun panjang banget puasanya. Bedanya 11 jam dengan Indonesia."

Negeri yang punya simbol Mapel, daun mirip telapak tangan itu punya masa puasa cukup panjang. Imsyak jam 01.00 dan berbuka puasa sekitar pukul 20.00. Yang artinya, puasa 19 jam lamanya, seperti di Jerman. Saya bangga tahu kakak kelas nikmat menjalaninya meski lama dan jauh di negeri rantau.

Oh, ya, baru tahu kalau negara tetangga Amerika Serikat itu rupanya memiliki jumlah penduduk beragama Islam mencapai satu jutaan atau 3,2 persen dari jumlah penduduknya. Mengapa? Sepertihalnya Jerman, Kanada memiliki tambahan imigran yang cukup banyak. Bedanya, Kanada lebih unggul karena mengatur konstitusi HAM yang ada pasal tentang kebebasan warga dalam menjalankan perintah agamanya, antara lain pemakaian jilbab di sekolah dan tempat kerja. Di Jerman, dulu pernah heboh soal larangan berjilbab di sekolah menengah dan masalah sejenisnya.

Inggris = 18,5 jam

Minggu lalu, teman baik saya di organisasi, posting di wall FB nya. Aih, senangnya melihat gambaran kehidupan di Inggris. Pengen banget ke sana buat jalan-jalan dan belajar bahasa Inggris. Kapan, yaaaa?

Nah, dalam kolom komentar, banyak yang menanyakan keadaan di sana. Saya, salah satu yang menanyakan tentang info terbaru. Iya, tentang puasa.

Masyarakat Inggris sudah multikulti seperti di Jerman. Nggak heran kalau penduduknya nggak hanya orang asli tapi juga pendatang seperti dari India dan Pakistan. Mereka yang beragama Islam ada yang menjalankan puasa di bulan Ramadan kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun