Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berapa Lama dan Bagaimana Rasanya Puasa di Luar Negeri?

6 Juli 2017   15:38 Diperbarui: 6 Juli 2017   23:00 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, jika di luar negeri bulan puasa jatuh pada musim Winter akan lebih pendek karena hari cepat gelap kan? Mirip di Indonesia lah, bedanya; saaaangat dingin.

Kalau Jerman lebih panjang dari negeri tanah tumpah darah kita, rupanya New Zealand justru lebih pendek. Batas terakhir makan dan minum serta pantangan lainnya adalah jam 6 pagi. Buka puasanya pada pukul 17.00. Bahkan lebih pendek dari Indonesia.

Seorang teman SD yang kini mengikuti suami bekerja di sana bercerita bahwa puasanya lancar jaya.

 "Alhamdulillah, aku gak bolong blas ... adem, enak. Ing Indonesia hot, ngelak." Puasa teman saya 30 hari full! Hawa di NZ adem, lain dengan di tanah air yang bisa kehausan karena panas.

"Mosok rak bolong, emange menopouse? Nggak mens po?" Merasa keheranan karena setiap perempuan biasanya akan bolong seminggu karena datang bulan nggak wajib puasa.

"Hamil."

Saya salto. Lah iya lah, orang kalau hamil ya nggak bakalan datang bulan. Jadi bisa ikut berpuasa jika mampu. Daripada untuk membayar fidyah, kata dia, lebih baik untuk jalan-jalan keliling dunia. Lapar dahaga bisa ditahan, bahkan melatih kesabaran dan keimanan. Menahan piknik? Mana tahaaan. Saya kira, saya setuju dengan opininya. Tetaplah sehat dan bahagia, friend.

Philippina = 15 jam

Lain waktu, entah mengapa, saya ambil HP begitu saja dan mengajak chat seorang Kompasianer yang saya kenal. Ketika menanyakan kemungkinan membuat talkshow di universitasnya selama kunjungan saya ke Indonesia summer nanti, ia mengaku sedang berada di Philipina. Maklum kalau sibuk, belum bisa mikir. Xixixi ... dik, semoga nggak sibuk mikir "Ya, ampun ... kapan buka puasanya?"

Pria yang juga dosen sebuah universitas negeri itu sedang mengikuti sebuah pertemuan dosen se-ASEAN di negara kepulauan yang pernah dipimpin Ferdinand Marcos itu. Karena sedang dalam bulan Ramadan, saya tanya-tanya tentang puasa:

"Hehehehe ... alhamdulillah normal koyok ndek omah." Tulisnya dalam whatsapp.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun