Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Bertengkar dengan Anak Lain, Betulkah Anak Kita Selalu Benar?

28 Februari 2017   20:43 Diperbarui: 1 Maret 2017   06:01 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sewaktu jam renang selesai, kami pulang dan bertemu si ibu di depan kolam renangg. Naaaah, saya tanya lahhh:

“Mengapa kamu bilang begitu pada anakku?“ Sebelum menuduh yang nggak-nggak, saya tanyakan sebabnya si ibu berkata begitu pada anak saya.

“Anakmu harus menjauhi anakku.“ Katanya ketus. Tangannya dilipat.

“Menjauhi? Lho, memangnya kamu belum tahu. Anakku sudah lebih dari tiga tahun renang di klub ini. Jangan kira, kami ikut-ikutan kamu ... Beberapa minggu lalu, kami nggak datang karena anak-anak sakit.“ Tangan saya mulai berkacak pinggang.

“Memangnya anakku harus menjauhi anakmu?“ Suaranya mengeras cetar.

“Tidak ada yang menyuruhmu untuk melakukannya. Tempat ini milik umum. Kamu tidak berhak melarang anakku datang ke sini. Aku juga tidak berhak melarang anakmu untuk datang. Hanya DLRG yang berhak mengusir anakmu. Ini urusan anak-anak. Biarkan mereka menyelesaikan sendiri. Makanya aku tanya mengapa kamu bilang begitu pada anakku.“ Rupanya ketahuan kalau si ibu lagi antar anaknya untuk Schnuppernstunde, nyempil mencoba menjajal renang. Kalau bagus ikut, kalau nggak ya nggak datang lagi.  Weleh. Lucunya, baru dua kali coba saja, sudah berantem sama anak lelaki lain dan sudah ribut dengan kami. Biasanya, anak-anak yang susah diatur dalam training berenang rutin, akan didiskualifikasi dan Hausverbot, nggak boleh datang lagi. Perasaan nggak lama, deh ... soalnya si anak sudah diusir dari SD setempat karena mendorong seorang anak dari anak tangga sampai terluka. Kejadian yang tidak hanya satu-dua kali terlihat.

“Ahhh, sudah, aku nggak mau ngomong sama Ausländerin sepertimu.“ Ausländerin adalah sebutan orang asing yang tinggal di Jerman. Konotasinya jadi agak negatif karena dari cara dia mengucapkannya. Padahal, intinya sama dengan sebutan bule di tanah air.

“Hey, kamu rasis.“ Mata saya mendelik.

“Maksudku, aku juga punya teman Ausländerin tapi aku nggak mau berteman denganmu.“

Ya, amploooop. Dia pikir saya juga mau berteman dengan orang yang tidak menyukai saya? Mencari teman pasti lah yang disukai dan cocok, bukan? Orang nggak ada hujan nggak ada angin dia suka cari gara-gara. Untuk urusan pertemanan di kampung Jerman, saya ini masih pandai bergaul lho. Uhukkk. Xixixi, jadi batuk kaaaaan.

“Ahhhh, makanya, anakmu dikeluarkan dari sekolah.“ Karena kalimatnya yang kurang bersahabat, rasis tadi, saya ingat sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun