Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerpen: Kembalikan Suamiku

18 Februari 2016   17:24 Diperbarui: 19 Februari 2016   01:44 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Setahun berlalu. Niko seperti menemukan sesuatu pada Matthias. Meski ia belum juga berubah, ada mainan baru Niko di rumah. Matthias! Seolah ada gairah hidup baru pada Niko. Sayangnya, gairah itu bukan untukku.

Aku ingin kami kembali seperti waktu pacaran dulu. Romantis, harmonis. Kuusulkan pada Niko untuk liburan ke Bodensee. Kebetulan mama memberikan kami voucher menginap di sana, sebagai hadiah ulang tahunku. Tiga puluh tahun.

Perjalanan ke sana tak begitu lama. Hanya satu jam.

Kami pun berangkat. Musim gugur rupanya tak mengekang orang untuk berniat pergi. Jalanan macet! Apalagi Jerman, kapan dan di mana-mana, jalanan diperbaiki. Terlalu banyak uang, disebar di jalan.

Kulirik anak-anak di belakang. Maike sedang menggambar, Matthias tampak memainkan gantungan pada Maxi cosy, kursi bayi warna biru muda. Aku tersenyum. Apa yang aku harapkan dalam hidup ini, selain memiliki anak-anak yang manis, dikasihi, dirindukan dan mencintai orang tuanya?

Pandanganku kembali ke depan, sesekali kutatap suamiku yang seperti resah dengan kemacetan yang terjadi.

Dari arah depan, sebuah mini bus melaju. Aku khawatir. Jantungku berdegup dua kali lebih cepat. Sepertinya, lajunya terlalu kencang. Dan benar, ia terpelanting, menghantam mobil kami. Semua gelap.

***

Samar-samar kudengar suara orang di sekitarku. Kukenal betul, itu mama dan Patricia! Perlahan, kubuka mataku.

“Mana Maike dan Matthias?“ Badanku masih terasa sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun