Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenalkan Gambyong Pada Publik Jerman

1 Oktober 2015   16:14 Diperbarui: 1 Oktober 2015   17:04 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keempat, praktek tanpa mencontek. Lupa? No, problemo, ulangi lagi sampai bisa.

Kelima, pentasss. Kalau lupa, ingat variasi yang dilihat dari beragam penari di youtube. Masing-masing penari atau pelatih tari memiliki gaya sendiri. Gerakan intinya, masih tetap sama. Nggak masalah. Psssttt ... nggak banyak yang tahu, kok.

Jangan tiru yang jelek dari saya ... hahaha.

***

 

Begitulah cara saya memperkenalkan tari Gambyong berikut ubarampe (dari kepala sampai kaki) di panggung Konstanz, Jerman.

Menari di luar negeri sudah saya mulai sejak umur 18 tahun, kelas III SMA. Waktu itu acara malam budaya di KTT Pemuda Asia Pasifik oleh IFRCRCS di Philipina. Jadi, menari Gambyong tadi bukan tarian tradisional Indonesia pertama yang saya pamerkan kepada dunia luar. Masih banyak lagi tarian Indonesia lain yang sudah saya pamerkan di negara-negara Asia-Eropa. Saya tak mau berhenti.

Bersyukur bahwa saya pernah aktif gabung LSM sehingga banyak kesempatan untuk pentas di malam budaya pada acara pertemuan internasional.

Bersyukur pula bahwa waktu sekolah, ikut kegiatan ekstrakurikuler tari seminggu sekali. Coba kalau nggak pernah ikut? Yup. Betul, itu buah dari minat yang saya tekuni. Bagaimana dengan anak-anak Kompasianer? Sudahkah belajar tarian tradisional Indonesia? Semoga mereka mendapat banyak kesempatan untuk memamerkannya karena ini adalah cara melestarikan budaya bangsa dan mengharumkan nama nggak hanya penarinya tapi negara asal si penari. Mumpung masih muda ... nggak kayak saya yang makin lama makin nggeget kalender. Byuhhh.(G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun