Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenalkan Gambyong Pada Publik Jerman

1 Oktober 2015   16:14 Diperbarui: 1 Oktober 2015   17:04 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MC mulai mlipir ketika musik segera mengisi gendang telinga kami.

Kendang

Mbak Komang asli Bali, salah satu penari (Cendrawasih) dalam acara Kulinarische Fest di Konstanz, 26 September 2015 usai menyaksikan saya menarikannya, bilang "Tari Gambyong ayu yaaaa..." Ya, jelas beda dengan tari Bali yang dari musik dan gerakannya lebih rancak dan tegas.

Jawa Tengah khususnya tari Gambyong itu musik dan tariannya berciri lembut, pelan dan luwes. Meski tetap ada ketegasan yang terdengar dari hentakan kendang.

Yak. Gerakan yang indah dan teratur sesuai musik, utamanya kendang, menjadi ciri khas tari Gambyong. Sayangnya, agak sulit kalau penontonnya ngobrol sendiri, parah lagi nyanyi sendiri di dekat panggung. Selain konsentrasi penari pecah, suaranya mengganggu pendengaran demi menangkap musik yang dimulai dengan Pangkur. Kalau musik terlalu keras juga tidak baik, sih. Nggak asyik.

Bagaimanapun, senang melihat publik yang kebanyakan orang Jerman dan orang Indonesia yang tetap menyimak dan menikmati tarian dengan seksama. Kursi-kursi lipat warna hitam itu jadi saksi bisu.

 

 

Riasan wajah dan tata rambut

Konon, kalau dandanannya sendiri “kuat“ termasuk faktor pamor dari tari Gambyong.  Semakin aura keluarnya, semakin kuatlah tarian yang akan ia bawakan. Sayang waktu itu, saya sedang sakit, flu berat. Sudah mulai indikasi dua-tiga hari sebelum hari H. Obat kimia paling saya hindari. Dopping yang saya lakukan dengan jamu kunir asem, temu lawak, jahe anget dan beras kencur. Tidak puas dengan itu, saya tambahi jus perasan jeruk 100%, empat botol. Kurang opo? Hahaha.... Tapi tetap saja, mata dan badan saya nggak bisa bohong. Saya sedang nggak enak badan. Pancaran wajah nggak bisa secerah pas lagi fit. Kali, ini capek yang saya bawa 6 minggu tinggal di Indonesia. Inkubasinya 2 minggu! Hahaha.

Ya, sudah nggak papa. Membuka acara dengan tari Gambyong dengan wajah dimanis-maniske. Matanya kedap-kedip manja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun