Lirih kubisikkan di telinga kanannya, “Akan kusudahi perjalananku sampai di sini, sebelum pintu tobat benar tertutup rapat.“ Ben tak mendengarnya. Ia masih saja terkulai di atas tempat tidur sofa di sebuah sudut. Kututup tirai warna merahnya dan memasukkan150€, tips dari Ben, ke dalam tas tanganku. Kutinggalkan Ben, sendiri.
Berderai air mataku.
***
Seminggu sudah aku bertobat, memusnahkan gambaran lembah hitam. Puasa kujalani setiap hari, kecuali datang bulan nanti. Kuperbanyak ibadahku di Ramadhan kali ini. Betul-betul kumulai lembaran hidup baru. Hikmah yang indah dari pertemuanku dengan Ben.
Berat sekali meninggalkan kebiasaan lamaku, tapi untuk sebuah janji pada Ben, aku kukuh.