Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Naik Becak Semenit Bayar Lima Belas Ribu Rupiah

13 Juli 2015   19:02 Diperbarui: 30 Desember 2015   12:21 4990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali ke sarang, Jerman. Beberapa saat kemudian kami ke Köln alias Cologne. Bertemu Thom. Tau kaaann teman lama yang cerita pernah minggat itu?

Yup, Thom punya agen perjalanan, di mana mereka meramu perjalanan tradisional dengan segala sesuatu yang berbau tradisi. Seperti becak dan makanan rumahan Asia (Indonesia, India, China, Turki cs) resep Uroma, nenek.

Nah. Teman baik saya itu menawarkan diri untuk mengajak saya dan kedua gadis jalan-jalan keliling becak, Kompasianer! Ya, Allaaaah! Becak? Di Jerman? Bukan mimpi di siang bolong! Di tengah ramainya kota Cologne yang tak pernah tidur, serem naik becak dan akhirnya jadi seru (apalagi bagian Thom nyari pohon gede buat ngumpet nunut pipis anak ragil saya). Saya dan anak-anak yang ngakak, Thom justru panik.

Waktu jalan-jalan lagi, dengan sigap Thom yang berjaket dan bersepatu kulit itu memasang kain untuk alas dan selimut untuk lutut kami lalu, nggenjot. Walaaaah kalau di Tanah Air, yang nggenjot biasanya bapak-bapak sudah tua, kaosan (belum pernah ketemu tukang becak yang muda dan ganteng, untung). Lah ini, buleeee. Orang Jerman yang dulu rambutnya krebo sak tampah itu sekarang sudah berubah ngganteng dipotong cepak. Matanya yang coklat terang makin mengkilat melihat saya dan anak-anak ngakak terus kalau dia menggenjot ke sana-ke mari. Sampai ...

“Dorrrr!“ Ya, Allahhh. Bannya mbledhos! Padahal saya sudah dari tadi mengira kakinya yang akan meledak. Kami bertiga terkesiap merasa bersalah membuat muatan penumpang overloaded. Alhamdulillah, sudah dekat museum batik. Kami turun, dianya yang nuntun. Alamaaaaak. Spareparts musti pesen dari Vietnam. Iya, lantaran becak yang dipakai di seputar Jerman itu dari Vietnam. Produk impor.

Saya masih ingat katanya, “Biasanya aku hanya mau menarik Rikscha untuk seorang penumpang gemuk maksimal 80 kg, itu sama saja dengan tiga gadisku ini atau bisa dua orang dengan berat segitu.“ Dia meringis sembari jari-jemari menunjuk kami. Orang Jerman kenalan saya ini tak pernah sekalipun bisa ngakak seheboh saya. Nggak bisa. Dan anak saya mulai tambah-tambahan. Iya ya, kami bertiga memang kelas ringan, jadi nggak berat genjotnya. Tapi kenapa tetep mbledhos itu punya ban? Ah, lanjot.

Thom tampak keringatan dan memarkir becaknya. Tukang becak yang baik dan naas hari itu. Namun ia bukanlah satu-satunya tukang becak yang wara-wiri di wilayah Bundesrepublik Deutschland. Masih banyak tukang becak lain yang berkeliaran di kota ramah wifii itu. Jalan ke Brandenburg, di sekitar sungai Rhein dan di kota lama. Ada yang sedang nggos-nggosan beredar atau mereka yang lagi mangkal menunggu tarikan. Modelnya ada yang Rikscha asli sampai yang sudah modifikasi, modern.

Naik becak semenit=Rp 15.000

Waktu saya tanya berapa kami bertiga harus bayar, Thom nggak mau kasih bon. Yaaaa... gratis. Ada kalau 2 jam-an. Mau tahu berapa sebenarnya tarif becak Jerman? Larang tenan! Asli! Di Cologne: 15 menit =8€, 30 menit=33€, 1 jam=59€, 90 menit=89€, 2 jam=115€. Kalau saya kira-kira sendiri, satu menit=1€=Rp 15.000 an. Upsss... Satu menit? Kalau saya masih nyincing rok dan melipat kedua lutut agar tidak mak byak, belum duduk benar di atas becak. Apalagi jalan.... belum, belum sama sekali, sudah bayar duluan ha-ha-ha.

Bagaimana dengan di München? Hampir mirip; 10 menit=15€, 15 menit=19 menit, 30 menit=35 menit, 45 menit=45€, 1 jam= 55€, 90 menit=80€. Silakan hitung kalau dikira-kira satu euro=Rp 15.000. Lain kali tambah info, deh. Saya belum survei kota-kota besar Jerman lainnya yang juga memiliki kendaraan roda tiga ramah lingkungan itu.

Itu tadi bandrolan harga di Jerman. Sedangkan tarif becak di Semarang misalnya 10 menit kira-kira standar Rp 5000 an. Semenitnya kira-kira Rp 500. Sepertigapuluh kali dari harga di Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun