Mohon tunggu...
Gabriel Abastian
Gabriel Abastian Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

mengasihi sebagaimana Allah mengasihi Situs ini membagikan pembahasan-pembahasan terkait teologi, pengetahuan umum, renungan pribadi dan pengalaman perjalanan iman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sikap Hidup terhadap Harta

12 Oktober 2023   13:59 Diperbarui: 12 Oktober 2023   14:10 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh waktu, tenaga, dan pikiran dicurahkan pada harta. Hal-hal lain menjadi tidak terlalu berarti. Satu-satunya cara pandang yang benar adalah cara pandang yang di dasarkan atas dasar firman Allah atau Alkitab. Secara khusus hidup dan perkataan Tuhan Yesus sebagai Firman Allah yang hidup. Artinya yang harus kita pikirkan adalah bukan bagaimana kita semakin menjadi serupa dengan dunia ini dengan mengikuti semua pola atau sistem dari dunia yang sudah penuh dengan ini. Melainkan bagimana kita bisa menjadi serupa dengan Yesus Kristus.

Di sinilah Tuhan Yesus mau menunjukkan bagaimana seharusnya manusia hidup sebagaimana tujuan yang sejati dari diciptakannya manusia yaitu bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk memuliakan Allah. Bukan untuk kesenangan diri sendiri melainkan untuk menyenangkan hati Allah.

Dengan kata lain pernyataan atau nasehat serta pengajaran yang diberikan oleh Tuhan Yesus sesungguhnya itu adalah isi hati atau kehendak Allah sendiri kepada umat-Nya serta merupakan bentuk kasih sayang-Nya kepada kita.

SIKAP KEDUA: MENGUMPULKAN HARTA DI SORGA

Yesus menghendaki hal yang sebaliknya dari apa yang dipikirkan oleh manusia yaitu supaya harta itu dikumpulkan di sorga. Hal ini sebenarnya berbicara bagaimana kita seharusnya hidup senantiasa menyenangkan Allah. Tuhan Yesus mau supaya kita bergantung kepada Dia sepenuhnya. Percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang menjadi sumber dari segala keperluan kita.

Tuhan mau supaya kita memprioritaskan kerajaan Allah lebih dari segala kekayaan dunia ini. Sebab dengan demikian semua keperluan kita akan dicukupkan dengan sendirinya oleh Tuhan. Memprioritaskan kerajaan Allah berarti menjadikan Allah yaitu Yesus Kristus itu sendiri sebagai Firman Allah yang hidup sebagai satu-satunya Tuan dalam hidup kita. Serta mendedikasikan seluruh hidup kita sepenuhnya untuk kemuliaan-Nya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Yesus bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan seperti mamon sekaligus Allah. Untuk memahami perkataan ini kita perlu mempertimbangkan konteks perbudakan kuno. Esensi dari perbudakan adalah kepemilikan yang tunggal dan dedikasi sepenuh waktu. Tidak ada seorang budak yang menjadi milik bersama beberapa tuan. Seorang budak hanya mengabdi pada satu tuan. Pengabdian ini bersifat sepenuh waktu (24 jam sehari). Seorang budak hanya bisa bebas dari tuannya apabila ia dibeli oleh tuan yang lain. Kalaupun seorang budak dimiliki bersama oleh dua tuan, mustahil budak itu dapat menjadi budak yang baik bagi dua tuannya.

Demikian pula dengan tuntutan Allah kepada kita. Allah adalah pemilik tunggal kehidupan kita. Ia yang menciptakan kita. Ia yang menebus kita dari dosa-dosa kita. Seluruh hidup kita -- tenaga, fokus, hati, dan waktu -- harus ditujukan pada Allah saja. Apa yang kita pikirkan setiap hari adalah bagaimana menyenangkan hati tuan kita.

Sauadara-saudara perlu diketahui bahwa nilai hidup kita bukan ditentukan seberapa banyak harta kita di dunia ini melainkan ditentukan oleh seberapa besar dedikasi kita pada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun