Mohon tunggu...
Faza rijalalfath
Faza rijalalfath Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta Barat

Nama : Faza rijal alfath Nim : 41521010086 Matkul : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dospem : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Instansi : Universitas Mercu Buana Meruya Jakarta Barat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika

3 April 2023   23:41 Diperbarui: 5 April 2023   14:08 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Symbol | Sumber: dreamstime.com

Istilah semiotika berasal dari kata Yunani σημεωτικός sēmeiōtikos, "jelly mark" (dari σημεῖον sēmeion, "tanda, meterai"). Ini pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris oleh Henry Stubbes, yang dalam arti yang sangat tepat berlaku untuk cabang kedokteran. Interpretasi tanda-tanda John Locke menggunakan istilah semi(e)iotis dalam An Essay Concerning Human Understanding (1690) dalam Buku 4, Bab 21.

Semiotika sering didefinisikan sebagai studi tentang tanda. Segala sesuatu di dunia dapat dibaca sebagai tanda. Ada dua kepribadian yang harus diperhatikan ketika membicarakan tanda dalam perspektif semiotik, yaitu Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Pierce. Keduanya melahirkan ide-ide dasar yang menjadi dasar pengembangan semiotika. Bagi Saussure, semiotika (semiologi) adalah ilmu umum tentang tanda, ilmu yang mempelajari kehidupan tanda dalam masyarakat.

Pierce sendiri mengklaim bahwa semiotika adalah bentuk lain dari logika, yaitu ilmu formal tentang tanda.Saussure berpendapat bahwa semiotika adalah bagian dari disiplin ilmu psikologi sosial, sedangkan bagi Pierce, semiotika adalah cabang filsafat. Dalam perkembangannya selanjutnya, semiotika dipengaruhi oleh strukturalisme dan poststrukturalisme oleh tokoh-tokoh seperti Claude Lévi-Strauss, Louis Althusser, Zlavoj Zizek, Michel Foucault, Jacques Derrida, Julia Kristeva, Gilles Deleuze, Félix Guattari, Umberto Eco dan Jacques Lacan .  Semiotika adalah bidang penelitian yang berkembang pesat. Dalam mempelajari salah satu bentuk semiotika, muncul bentuk semiotika baru. Ini membuat definisi yang tepat menjadi sulit.

Berikut adalah tiga definisi umum yang berhasil didefinisikan oleh Eugene Gorny untuk menjelaskannya :

Definisi pertama

Yang umum digunakan adalah ilmu tentang tanda atau sistem tanda. Definisi ini kemudian menimbulkan pertanyaan, "Siapa yang dapat membedakan antara tanda dan bukan tanda? Sebelum lahirnya semiotika, Agustinus dari Hippo menyadari sulitnya membedakan "benda" dari tanda. Seseorang dapat mengetahui sesuatu dan mengatakan "sesuatu" dengan bantuan tanda-tanda.

Orang mengganti "sesuatu" dengan karakter yang diadaptasi dari "sesuatu". Ini adalah gagasan bapak semiotika modern, Charles Sanders Pierce, yang berupaya mengembalikan semua "benda" menjadi "sesuatu dalam dirinya", serta tingkat penelitian tanda untuk memahami pikiran manusia dan dunianya.

Namun sesuatu yang diterima sebagai tanda juga dapat diterima tanpa berpikir, misalnya Injil atau Al-Qur'an dapat ditafsirkan dan diyakini sebagai benda suci dan simbolik.   

Di sisi lain, seseorang juga bisa membunuh dengan argumen dari kedua buku ini. Singkatnya, ada beberapa syarat yang ada secara bersamaan untuk menentukan apakah “sesuatu” dianggap sebagai tanda atau tidak. Dalam semiotika tidak ada masalah nyata dari semua "benda", maupun hubungan antara benda atau tanda. 

Semiotika tidak berurusan dengan realitas tak bertanda karena ia tidak dapat memberikan solusi terhadap ada atau tidaknya apa pun yang ada di bawah tanda. Secara semiotik, nonkarakter dibaca sebagai karakter yang isinya negatif (atau kosong) sama sekali. Selanjutnya, semiotika adalah sesuatu yang cenderung mempercayai segala sesuatu sebagai tanda dan sistem tanda. Semua objek juga berarti dalam semiotika bahwa segala sesuatu bukan lagi objek atau objek itu sendiri tidak memiliki objek tertentu. definisi lain


Definisi kedua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun