Kimia adalah mata pelajaran yang tergabung dalam IPA dan diajarkan pada jenjang pendidikan menengah. Sebagian besar peserta didik masih beranggapan bahwa kimia itu sulit, tidak menyenangkan dan tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari/kontekstual.
Hal ini dimungkinkan pembelajaran yang masih didominasi oleh guru dan berlangsung satu arah sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran di kelas seperti kurang aktif bertanya/ menjawab pertanyaan, dan malas untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Selain itu kreatifitas guru dalam mendesain pembelajaran kurang kreatif seperti kurang optimal dalam penggunaan model-model pembelajaran yang inovatif, jarang menggunakan media pembelajaran seperti power point , video pembelajaran dan aplikasi-aplikasi interaktif yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Hal inilah yang menyebabkan tidak sedikit diantara mereka yang menghindari pelajaran kimia, padahal kimia merupakan ilmu yang penting bagi kehidupan sehari-hari. Perasaan sulit, jenuh dan tidak menarik tersebut terjadi karena guru kurang kreatif dalam mendesain pembelajaran sedangkan peserta didik kurang memotivasi diri untuk mengenal dan mencoba.
Motivasi peserta didik yang rendah pada akhirnya akan berpengaruh pada keaktifan siswa, kemampuan siswa dalam pemecahan masalah maupun hasil belajarnya. Dengan pemilihan model pembelajarqan yang inovatif dan penggunaan media pembelajaran yang menarik diharapkan dapat menyelesaikkan permasalahan di atas.
Jika kita runut penyebab kurang meningkatnya motivasi, keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran kimia adalah :
- Penerapan pembelajaran guru di kelas masih monoton dan belum kontekstual.
- Guru kurang memaksimalkan penggunaan media/ pemanfaatan IT belum maksimal.
- Pemanfaatan pembelajaran inovatif masih rendah.
- Rasa bangga peserta didik pada hasil karya belum ada.
- Belum dikenalkannya advance material dalam pembelajaran.
- Kurangnya pemberian contoh positif/prestasi dalam bidang kimia.
Dari penyebab di atas maka tantangan yang dihadapi oleh guru adalah :
- Guru menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran PBL dan PJBL.
- Guru menggunakan media pembelajaran inovatif dan harus mau untuk belajar yang berkenaan dengan IT agar dapat mengikuti perkembangan zaman.
- Guru mencari referensi tentang kejadian atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari untuk dikaitkan dengan materi kimia yang akan diajarkan.
- Guru mencari referensi tentang advance material dan prestasi prestasi yang telah dicetak dalam bidang kimia untuk dikaitkan dengan materi kimia yang akan diajarkan.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diatas dengan baik maka dilakukan beberapa hal, yaitu :
- Persiapan
Pada tahap ini guru membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi masalah rendahnya motivasi dan keaktifan.
Terdapat beberapa unsur pada perangkat pembelajaran yang akan dibuat, yaitu : (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/ Modul Ajar; (2) Bahan Ajar; (3) Media Pembelajaran berupa Power Point yang disisipi video pembelajaran (kontekstual dan memotivasi); (4) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD); (5) Soal untuk Asesmen awal maupun akhir beserta rubrik penilaian; (6) Lembar penilaian keterampilan memecahkan permasalahan (PBL) maupun pembuatan proyek(PJBL); (7) lembar penilaian sikap ; (8) angket untuk mengukur perubahan motivasi belajar peserta didik; (9) Lembar observasi Keaktifan Peserta Didik.
Dalam perencanaan pembelajaran ini, guru memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk materi Perubahan Materi,Pemanasan Global dan Nanoteknologi serta model pembelajaran Projek Based Learning (PJBL)untuk materi Pencemaran Lingkungan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurlia(2020): bahwa penerapan PBL dengan media audio visual berpengaruh signifikan terhadap penguasaan konsep kimia serta Ishaq dkk (2021) bahwa model pembelajaran Projek Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik pada pelajaran Kimia yaitu materi Perubahan Materi., selain itu Shobikah(2014 ) dalam penelitiannya juga mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual dapat menarik minat peserta didik untuk mempelajari materi- materi pelajaran.
Pada pembelajaran ini guru juga memanfaatkan media pembelajaran interaktif sehingga peserta didik tertarik dalam pembelajaran. Materi yang disampaikan dalam bentuk visualisasi menggunakan video pembelajaran yang menarik yang disajikan dengan proyektor sebagaimana penelitian dari Putri dan Sibeua (2014) bahwa Media pembelajaran interaktif dapat dikembangkan dengan tayangan yang memuat teks, suara, gambar bergerak, dan video.
Selain media pembelajaran interaktif, guru juga membuat lembar kerja peserta didik (LKPD) yang disesuaikan dengan model pembelajaran PBL dan PJBL, sehingga pada saat peserta didik mengerjakan LKPD sudah mencakup semua sintak dalam pembelajaran dengan model PBL maupun PJBL dengan harapan siswa dapat mencari permasalahan, solusi serta menyimpulkan sendiri materi yang sedang dipelajari. Dan menghasilan karya baik itu sebuah ide/solusi dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) maupun produk dalam model pembelajaran Projek Based Learning (PJBL).
Dengan menggunakan perencanaan pembelajaran yang telah diuraikan di atas peserta didik akan menjadi termotivasi karena pembelajaran yang kontekstual, tidak monoton, menghasilkan karya dan termotivasi untuk mengukir prestasi. Selain itu peserta didik juga menjadi aktif, karena harus mencari solusi beserta pemecahannya dan secara kolaboratif harus berpikir kritis dalam mencari permasalahan, kreatif dalam mencari solusi permasalahan maupun pembuatan proyek dan aktif dalam mengkomunikasikan karya yang telah dibuat.
Hal ini dikarenakan dalam model pembelajaran PBL maupun PJBL telah mencakup pembelajaran yang kontekstual karena berbasis permasalahan yang terjadi di sekitar kita serta mengandung komponen 4C yaitu: Critis,Creatif, Colaboration and Comunicatif. Dengan menggunakan model pembelajaran PBL maupun PJBL peserta didik akan terlatih untuk berpikir tingkat tinggi sehingga diharapkan pula dapat mengimplementasikan ke dalam evaluasi yaitu penyelesaian soal-soal HOTS.
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar peserta didik dan pemecahan masalah maka dapat diambil dari penilaian yaitu dari ranah afektif dan kognitif dengan instrumen, kisi-kisi, indikator sampai dengan rubrik penilaian secara menyeluruh.Motivasi peserta didik diukur dengan menggunakan angket yang dibagikan sebelum perlakuan PBL/PJBL dan sesudah perlakuan PBL/PJBL.Sedangkan untuk keaktifan peserta didik menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh guru.
- Pelaksanaan
Guru melaksanakan praktik pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut :
Model Pembelajaran PBL
FASE
SINTAKS
PEMBELAJARAN
1
Orientasi peserta didik pada masalah
Siswa diorientasikan pada masalah dengan menampilkan PPT yang disisipi video pembelajaran.
2
Mengorganisasi pesera didik untuk belajar
Membagi kelompok heterogen yang terdiri dari 5 peserta didik.Pemberian permasalahan yang tertera dalam LPKD dan diskusi kelompok.
3
Membimbing Penyelidikan individual dan kelompok
Guru melakukan bimbingan pada peserta didik yang sedang melakukan diskusi kelompok.
4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Peserta didik menuliskan hasil diskusi dalam LKPD dan menyajikan dalam PPT untuk dipresentasikan.
5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Peserta didik dan guru membahas hasil presentasi kemudian diberikan penguatan oleh guru.
Model Pembelajaran PJBL
FASE
SINTAKS
PEMBELAJARAN
1
Pertanyaan Esensial
Peserta didik dberi pertanyaan esensial pada permasalahan yang ditampilkan dalam PPT yang disisipi video pembelajaran.
2
Mendesain Perencanaan Proyek
Guru membagian LKPD, memastikan setiap peserta didik dalam kelompok memilih dan mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan.Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan.
3
Menyusun Jadwal Pembuatan
Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan pengumpulan).Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama.
4
Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek
Guru memantau keaktifan peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan.Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian proyek dengan guru.
5
Menguji Hasil
Guru berdiskusi tentang hasil proyek, memantau keterlibatan peserta didik.Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan membuat laporan produk/ karya untuk dipaparkan kepada orang lain.
6
Evaluasi Pengalaman Belajar
Guru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil, selanjutnya guru dan peserta didik merefleksi/ kesimpulan.Setiap peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek.
- Evaluasi
Melakukan refleksi untuk menggambarkan keefektifan dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Projek Based Learning (PJBL) serta memantau apakah peserta didik bersemangat dalam mencari permasalahan dan solusinya, bekerja sama dan berbagi tugas dalam team, serta termotivasi dalam menghasilkan suatu karya baik itu solusi maupun produk.
Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning maupun Projek Based Learning respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran diharapkan menyenangkan. Begitu juga dengan motivasi,keaktifan maupun hasil belajar juga diharapkan meningkat.
Namun demikian faktor keberhasilan pembelajaran ini tentu tak lepas dari penguasaan guru terhadap model pembelajaran, media pembelajaran, sarana IT, aplikasi-aplikasi interaktif maupun hal- hal yang bersifat kontekstual. Dibutuhkan suatu kreatifitas dan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran serta kemauan untuk belajar dan berubah. Salam sehat, semangat dan bahagia.
DAFTAR PUSTAKA
Ishak, Putri Mutiara, and Muhaimin. 2021. “Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning di Masa Pandemi.”
Nurlia, S., Werdhiana, I. K., & Pasaribu, M. (2020). Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hukum Newton Dan Penerapannya Di Kelas X SMAN 5 Model Palu. Jurnal Kreatif Online, 8(1).
Putri, Intan Permata, and Abdul Muin Sibuea. "Pengembangan media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran fisika." Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan 1.2 (2014).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H