"Chikaa tolong jagain warung dulu, ibu ada urusan keluar sebentar." pinta ibu
"baik bu." jawabku.
Kulangkahkan kaki menuju warung dan disitulah ku lihat bapakku hanya sedang bersantai ria padahal kami bertiga (ibu, kakak, dan aku) sedang sibuk mencari cara untuk tetap selalu bisa mendapatkan uang demi sehari hari. Terkadang memang suka kesal melihat ayahku hanya bersantai saja, mungkin ini yang dulu bapakku rasakan saat ia seorang diri berusaha keras bekerja demi memenuhi keperluan keluarga dan membahagiakan anak-anaknya, memang sangat susah tetapi ia bisa mencukupi keperluan keluarganya.
(Terdengar seseorang melangkahkan kakinya menuju warung)
"Dek, saya mau beli tabung gas nya satu" pintanya
"Oh iya bu sebentar" jawabku. Kuangkat tabung berwarna hijau itu menuju ibu tadi.
"Ini bu, gasnya 24 ribu bu" jelasku
Tak lama kemudian ibu tadi mengeluarkan uang berwarna biru dari dompetnya dan memberikan uang berwarna biru itu kepadaku. Saat aku hendak mengambilkannya kembalian ibu tersebut langsung menghalangiku untuk memberi kembaliannya
"Oh tidak apa dek ini kembaliannya untuk adek saja." pintanya
"T-t-tapi bu-."
"Sudah itu kembaliannya untuk adek saja." ibu itu kemudian pergi meninggalkan warung