Mohon tunggu...
Nur Rohmi Aida
Nur Rohmi Aida Mohon Tunggu... lainnya -

ingin berkeliling dan mendapati segala hal keindahan yang dimiliki bumi ini...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Om Telolet Om Dan Sepenggal Cerita Anak-Anaknya Suatu Hari

22 Desember 2016   00:18 Diperbarui: 22 Desember 2016   00:33 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bayar mbak, bayar!” rajuk mereka. Glekk, alamak, saya musti jawab apa coba?

“Aku ra nduwe duit dikk, -aku nggak punya uang-” mendadak adem panas. Bisa tekor nih bayarin anak-anak sebegitu banyaknya.

“Yuh mbak, Rp. 2000 wae mbak. Jajake es teh tog aja buat kita-kita –bayarin es teh aja” Ujar mereka memelas.

Gubrak. Waduh, ni anak-anak nggak tega nolak sebenernya. Tapi kalau diturutin sama saja mendidik yang tidak baik. Antara pengin ngakak, panik, dan bingung melakukan apa.

Untungnya tak beberapa saat kemudian, Agra Mas melenggang dari kejauhan.

“Dek, dek Agra Mas dek! Telolet” seru saya menduding ke arah datangnya bus. Anak-anak itupun langsung menghambur. Dalam hati saya bersyukur luar biaasa. Wkwkwk. Untung saja. Sebelum anak-anak itu kembali saya lantas mendekat ke arah motor saya, mulai menaikinya dan lantas mengucapkan salam perpisahan ke adek-adek telolet.

“Yah, mbak, yahhh. Es teh mbak,” ujar mereka.

Saya hanya tersenyum. “Bye dek,”

Ujar saya lantas kabur. Hahaha

21 Desember 2016

350x350-3c7d6c54c9b9e2cc27f5419d9228fb28-585ab5797097738430925952.jpg
350x350-3c7d6c54c9b9e2cc27f5419d9228fb28-585ab5797097738430925952.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun