Mohon tunggu...
Fuad Syahrudin
Fuad Syahrudin Mohon Tunggu... Freelancer - Totalitas, Aktivitas, Rutinitas

kebodohan adalah kehendak Tuhan agar ciptaannya mau belajar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peristiwa di Balik Lagu 12 November: Perlawanan Pertama PKI Kepada Penjajah di Indonesia Tahun 1926

12 November 2022   06:30 Diperbarui: 12 November 2022   06:33 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pelariannya ke Singapura, Musso dan kawan-kawan sejawatnya, mereka di sana bersama dengan Alimin dan Subakat serta ditambah dengan Sanusi dan Winata melakukan perundingan kembali keputusan prambanan. Selanjutnya, Alimin segera diutus menuju ke Manila, Filipina untuk menemui Tan Malaka yang sudah berada di sana karena Tan Malaka menjabat sebagai wakil Komitern untuk Asia Tenggara. Alimin membicarakan hasil pertemuan di Prambanan dengan Tan Malaka yang kemudian ditentang dan ditolak melalui surat keputusan oleh Tan Malaka.

Tan Malaka menentang dan menolak hasil keputusan Prambanan didasarkan pada: (1). Situasi revolusioner belum ada. (2) PKI belum cukup disiplin. (3) Seluruh rakyat belum berada di bawah PKI. (4) Tuntutan ataupun semboyan konkret belum dipikirkan. Dan (5) Imperialisme internasional bersekutu untuk melawan komunisme. Dasar tersebut menjadi alasan bagi Tan Malaka memberikan sikap dan pandangannya terhadap keputusan Prambanan agar PKI mengurungkan niatnya untuk melancarkan aksi pemberontakan kepada pemerintah Hindia Belanda yang menjajah Indonesia pada masa itu.   

Setelah mendapat jawaban dari Tan Malaka, selanjutnya Alimin berangkat kembali menuju Singapura dan membicarakan penolakan Tan Malaka terhadap keputusan Prambanan kepada pimpinan Partai. Kemudian, pimpinan partai segera mengutus Alimin dan Musso pergi menuju ke Moskow, Rusia untuk kembali membicarakan keputusan Prambanan pada 16 Maret 1926. Tan Malaka yang tidak mendapat informasi berita lanjutan paska bertemu dengan Alimin langsung berkunjung ke Singapura pada 6 Mei 1926. Pada saat itu juga Tan Malaka sedang mengidap penyakit TBC dan Alimin hanya menulis sebuah surat bahwa penentangan Tan Malaka terhadap keputusan Prambanan ditolak pengurus Partai.

Tan Malaka di Singapura bertemu dengan Subakat yang merupakan Agen PKI di Singapura. Subakat berhasil meyakinkan Tan Malaka sehingga Tan Malaka memanggil pengurus partai untuk dapat membicarakan hasil keputusan Prambanan sekali lagi. Selanjutnya, pada akhir bulan Juni 1926 datang Suprodjo dan di sana mereka membicarakan sekali lagi hasil dari keputusan Prambanan. Tan Malaka, Subakat, dan Suprodjo, ketiga orang ini telah sepakat membatalkan hasil keputusan Prambanan serta menulis surat tambahan penentangan terhadap hasil keputusan Prambanan yang telah dibawa oleh Alimin dari Manila.

Sementara itu, di Indonesia antara 20 sampai dengan 26 Juni 1926, PKI cabang Batavia, Banten, Priangan dan Sumatera Selatan bertemu di markas PKI di Bandung untuk mempersiapkan rencana pemberontakan. Kemudian, pada awal bulan Juli tahun 1926, Suprodjo kembali pulang ke Indonesia dan menyampaikan hasil-hasil keputusan diskusi bersama dengan Tan Malaka dan Subakat. Namun, Sardjono dan kawan-kawan sekelompoknya tidak merubah pendirian mereka yang tetap akan melancarkan rencana pemberontakan.    

Pada perjalanannya, hasil keputusan Prambanan yang memutuskan PKI untuk memberontak melawan pemerintah Hindia Belanda menyebabkan tubuh PKI terpecah belah. Di Indonesia PKI cabang Bandung, Pekalongan, Tegal dan Cirebon kembali melakukan rapat persiapan pemberontakan di sawah di luar Kota Tegal, pada 22 Agustus 1926 malam. Kemudian, pada bulan September 1926 terdapat 3 pusat PKI yakni, Tan Malaka yang berada di Singapura sangat menentang dan menolak hasil keputusan Prambanan dan menghimbau agar PKI mengurungkan niat rencana pemberontakan. Sementara, Comite Van De Revolutie di Batavia tetap terus mendesak melakukan pemberontakan. Kemudian, Central Committee PKI di Bandung yang perintah-perintahnya tidak diindahkan dan tidak pernah lagi sampai ke pengurus seksi. Rencana pemberontakan pada akhirnya tetap terus berlanjut.

Pada tanggal 6 November 1926 waktu malam, para pemimpin pemberontakan bertemu di Cirebon untuk membicarakan pengaturan dan membuat keputusan final untuk melakukan pemberontakan kepada pemerintah Hindia Belanda khususnya pada pulau Jawa dan Sumatera. Keputusan final tersebut memutuskan pemberontakan ditentukan akan dimulai pada tanggal 12 November 1926 waktu tengah malam. Hasil keputusan tersebut juga mengatur tugas dan tanggungjawab pada setiap daerah. Herujuwono ditugaskan sebagai penanggungjawab pemberontakan di daerah Jawa Barat. Selain itu, Salimun dan Abdulmutalib di daerah Jawa Tengah, serta Mohammad Ali untuk di daerah Jawa Timur. Sementara itu, semua cabang PKI di pulau Jawa dan Pantai Barat Sumatera sudah bergerak.

Peristiwa Pemberontakan PKI Tahun 1926 Dibalik Lagu 12 November

Kemudian, keputusan pemberontakan tersebut akan mulai dikirimkan kepada cabang-cabang PKI yang akan dilakukan oleh Comite Van De Revolutie yang berlokasi di Cirebon. Selanjutnya, pada 7 November 1926 berbagai pertemuan mulai diselenggarakan oleh berbagai cabang PKI di Jawa untuk memperingati Revolusi Bolshewik dan menyebarkan rencana pemberontakan. Pada tanggal 9 sampai 12 November instruksi pemberontakan yang dikirim oleh Abdulmutalib dari Cirebon bocor dan rencana pemberontakan diketahui oleh pemerintah Hindia Belanda. Bocornya intruksi tersebut membuat pemberontakan PKI berhasil dicegah seperti di  Pekalongan, Tegal, Cirebon, Temanggung, Surabaya, Semarang dan Yogyakarta tidak terjadi apapun. Namun, di Banyumas dan Kediri telah melakukan persiapan untuk melakukan pemberontakan tetapi para pemimpin setempat yang akan melakukan pemberontakan berhasil ditangkap lebih dulu.

Lain halnya yang terjadi di Batavia, Pemberontakan dimulai pada 12 November 1926 menjelang tengah malam bermunculan segerombolan orang dari karet menuju Jakarta Kota. Gerombolan orang tersebut melakukan penyerangan dan menyerbu penjara glodok, terjadilah perkelahian dan tembak menembak tetapi pada akhirnya penyerbuan tersebut gagal. Pada waktu yang bersamaan 300-an orang berhasil menguasai kantor telepon tetapi penguasaan kantor telepon tersebut tak berlangsung lama karena menjelang pagi hari sudah berhasil dilumpuhkan. Selain itu, di Meester-Cornelis atau Jatinegara sebuah truk bermuatan orang bergerak menuju bekasi dengan berpakaian putih-putih dan berhasil ditangkap. Di Tangerang juga ikut muncul aksi-aksi pemberontakan tetapi dapat dilumpuhkan juga oleh aparat pemerintah Hindia Belanda. Berbagai aksi pemberontakan di Batavia tersebut berlangsung hingga tanggal 14 November 1926 dan pemberontakan tidak mampu melumpuhkan pemerintah Hindia Belanda dan dapat digagalkan.

Peristiwa pemberontakan PKI juga terjadi di Nagreg, Bandung diatur pada 11 November 1926 di rumah Roekmanda yang dihadiri oleh Ojot, Djoedjoe dan Teng Sam dan mengisyaratkan pemberontakan dilakukan dengan cara kekerasan, perkosaan, merusak jalan kereta api, merusak jembatan-jembatan, merusak jalan umum, merusak kawat-kawat telepon dan merusak telegraf serta melakukan pembunuhan terhadap aparatur pemerintah Hindia Belanda. Pada 12 November 1926 pemberontakan mulai dilakukan setelah Roekmanda membagi tugas menjadi tiga kelompok. Djoejoe mengepalai perusakan rel dan kawat telegraf, Teng Sam mengepalai perusakan jembatan jalan besar dan memutus kawat telepon, sedangkan Ojot mengepalai kelompok yang akan melakukan pembunuhan. Di depan kantor camat Nagreg, opas kantor camat tersebut dikeroyok dan dibunuh. Kepala kampung Pamucatan juga dikeroyok dan seorang petani kemudian juga ikut meninggal dunia. Namun, pada akhirnya pemberontakan tersebut juga berhasil dipatahkan dan para pemberontak mulai ditangkap pada 18 November 1926 serta terus menerus dilakukan penangkapan terhadap pimpinan dan massa pemberontak oleh Pemerintah Hindia Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun