Kami pun berbincang-bincang sejenak mengenai fenomena laut tadi yang penulis rasakan. Ada sekitar 5 menit kami jeda saat itu.
Kemudian, kami pun landing ke tepi. Penulis melihat jam tangan pada seorang pengunjung dan bertanya jam berapa. Dijawab, jam 09.00. Berarti ada sekitar 1,5 jam kami berenang dan menikmatinya saat istirahat dengan mengapung.
Kami pun kembali istirahat lagi sejenak di pantai. Sementara warga yang berkunjung tadi sudah sangat jauh berkurang. Kami pun lanjut melangkah pulang menyusuri jalan pantai.
Dalam perjalanan pulang kami masih melihat 3 pasang a-be-ge (anak baru gede) tengah asyik bermain ombak. Kami pun tersenyum melihat mereka yang menikmati permainannya.
Tidak begitu lama, sampailah di rumah. Tetangga rumah yaitu anak kost, memberitahu bahwa ada gempa pagi ini. Dari radio ia mendengar kabar gempa besar terjadi di Aceh dan diiringi tsunami.
Mendengar kabar seperti itu, sontak kami kaget.
"Astaghfirullah al adzhiim... Masyaa Allaah", ujar kami berdua serentak. Di sini baru terkuak, kenapa pengunjung pantai tiba-tiba berdiri pagi tadi. Â
Lalu penulis hidupkan televisi untuk melihat berita. Dan benar saja berita tentang gempa dan tsunami tersaji. Gempa bermagnitudo 8,9 SR ini telah mengguncang bumi Aceh dan Nias.
Gempa berpusat dekat Pulau Simeuleu, sebelah Barat dari Meulaboh. Kejadian gempa terjadi sekitar jam 07. 55 WIB. Dan tsunami berselang 15-20 menit kemudian.
Semua televisi serentak memberitakannya. Namun, berita pagi itu belum bisa menampilkan gambar visual langsung. Barulah sekitar pukul 11 siang, gambar bisa diperlihatkan salah satu tivi swasta.
Terlihat bangunan yang roboh dan disertai terjangan tsunami. Penulis dan teman pun jadi tidak bisa berkata apa-apa. Tak lama teman penulis pamit pulang.