Membuat kita sebagai manusia harus bisa belajar, apa yang patut kamu sombongkan dengan mengatakan bisa menaklukkan banyak puncak gunung, karena kita hanyalah segelintir debu di alam semesta ini.
Ini pengalaman yang ingin kusimpan rapat-rapat sebagai masa lalu, tapi karena banyak yang penasaran cerita sebenarnya, akan saya ceritakan kejadian yang sebenarnya.....
Semula berawal dengan pendakian Marapi turun Simabua (suatu kawasan Nagari di balik Gunung Marapi).
Kami berkumpul di (jalan) Belakang Olo, Padang tempat bus berangkat.
Kami berjumlah 10 orang yang merupakan gabungan anak pencinta alam yang mangkal tiap malam minggu berkumpul disini.
Terakhir bus sampai Koto Baru jam 11 malam dan kami makan dulu di rumah makan Citra disana.
Setelah makan dan istirahat sejenak baru kami memulai mendaki dan bertemu dengan kelompok Rizal anak (kawasan) Pattimura Padang, berjumlah 5 orang yang di dalamnya termasuk Abel Tasman dan Sulastri
Mereka bergabung dengan kelompok kami untuk ikut turun ke Simabua, jadi kami semua berjumlah 15 orang jadinya.
Saya sempat mengobrol dengan Abel Tasman yang mengatakan bahwa dia terakhir naik Marapi dan mau ikut tes masuk polisi karena dia baru tamat sma waktu itu. Â Di cadas kami sampai sekitar pagi hari dan bertemu dengan rombongan bule 4 orang yang salah satunya Dosen Bahasa Universitas Bung Hatta.
Kami masih sempat mengambil foto bersama mereka. Lalu kami mulai mendaki cadas dan semuanya (kondisi) cuaca sangat cerah.
Sampai di atas kami agak terpecah rombongan karena saya, Da John, Martha, Yanti dan Jon Piter duluan turun dari Puncak Merpati mau menuju Simabua. Abel Tasman dan Sulastri posisinya sudah mendekati Puncak Merpati dan yang lainnya masih di belakang mereka menuju Puncak Merpati.