Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengakuan Kedaulatan Belanda Atas Indonesia

16 Desember 2022   11:06 Diperbarui: 16 Desember 2022   11:35 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II, Sekutu memiliki kekuasaan penuh atas wilayah pendudukan Jepang.

Belanda merasa 'ikatan'nya dengan Indonesia belum putus. Pun dengan Inggris selaku pemimpin Sekutu yang merasa berhak atas beberapa wilayah Indonesia.

Akhirnya disepakatilah perjanjian bersama itu. Inggris menyuruh Jepang mempertahankan status quonya selagi  Civil affairs Agreement dibuat.

Namun terlambat. Perjanjian itu baru ditandatangani pada 24 Agustus 1945, tepat satu Minggu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.

Di sisi lain, kedatangan  Belanda bersama tentara AFNEI itu, sontak menimbulkan ketegangan.

Selain disebabkan oleh perasaan muak terhadap hal-hal yang berbau penjajahan, saat itu Indonesia juga baru  berdiri . Ibarat rumah yang baru dibangun, masa mau dirobohkan lagi?

Wajarlah rakyat Indonesia  bahu membahu mempertahankan kemerdekaannya apalagi Belanda yang bersikukuh menguasai Indonesia.

Buktinya, terjadi serangkaian 'gangguan' dari Belanda. Mulai dari blokade ekonomi, pembebasan tawanan Belanda yang pernah ditahan pada masa pendudukan Jepang, hingga pengibaran bendera merah putih biru di hotel Yamato yang membuat rakyat terhina.

Tindakan Belanda yang ekstrem itu memicu pergolakan sehingga muncullah pertempuran mempertahankan kemerdekaan. Masa itu disebut dengan masa revolusi fisik.

Akhirnya, untuk menekan korban jiwa, dibuatkanlah perundingan antara Indonesia dengan Belanda yang diprakarsai oleh PBB.

Perundingan pertama adalah perundingan Linggarjati yang diingkari Belanda sendiri dengan melakukan agresi militer pertamanya. Dalam agresi itu, ibukota RI pindah ke Yokyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun