Mohon tunggu...
Frisnadhea Gusvita
Frisnadhea Gusvita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I'd draw, write, and cry

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesusasteraan Lisan Minangkabau

20 Desember 2024   08:10 Diperbarui: 20 Desember 2024   08:12 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Minangkabau adalah kelompok etnik nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Daerah yang memiliki kebudayaan ini antara lain daerah Sumatera Barat, separuh daratan Riau, Bengkulu bagian utara, Jambi bagian barat, Sumatera Utara bagian selatan, Aceh bagian barat daya dan juga Negeri Sembilan di Malaysia.


Dalam keseharian, masyarakat Minangkabau menggunakan bahasa minang untuk berkomunikasi, istimewanya, bahasa Minangkabau sendiri memiliki dialek yang berbeda. Bahkan di setiap luhak di negeri Minangkabau bisa memiliki lebih dari satu dialek.


Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang dalam suatu komunitas tertentu. Variasi ini bisa terjadi dalam hal pelafalan, tata bahasa, maupun kosakata. Meskipun berasal dari bahasa yang sama, dialek dapat terdengar berbeda dan memiliki ciri khas yang membedakannya dengan dialek lain.


Di Minangkabau, nama dialek dibagi sesuai dengan penggunaan di daerahnya, seperti dialek Pariaman, dialek Pasaman, dialek Agam, dan sebagainya. Dialek - dialek ini memiliki perbedaan sekaligus ciri khasnya masing - masing.


Selain perbedaan dialek yang menjadi kesusasteraan Minangkabau, masyarakat Minangkabau itu sendiri sering menggunakan bahasa Minang untuk mengungkapkan kiasan, sindiran, perumpamaan, keibaratan, pepatah-petitih dan sebagainya. Di dalam percakapan sehari - hari, masyarakat Minangkabau menggunakan pedoman 'Kato Nan Ampek', yang dimana hal tersebut berarti empat cara bertutur kata terhadap lawan bicara.


Kato nan Ampek, sesuai dengan namanya yang berarti "Kata nan Empat" membagi 4 bagian aturan berbicara dengan lawan bicara sesuai dengan ketentuannya.

  • Kato Mandaki (Kata Mendaki) adalah tutur kata yang digunakan bagi orang yang lebih tinggi kedudukannya.
  • Kato Manurun (Kata Menurun) adalah tutur kata yang digunakan bagi orang yang lebih muda.
  • Kato Mandata (Kata Mendatar) adalah tutur kata yang digunakan dengan teman sebaya, setingkat.
  • Kato Malereang (Kata Melereng) adalah tutur kata yang digunakan bagi orang yang saling menyegani, baik karena hubungan kekerabatan ataupun hubungan jabatan.

Pantun


Pantun merupakan bentuk puisi Indonesia (Melayu), yang terdiri dari empat baris yang bersajak A-B-A-B. tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.


Di Minangkabau, Pantun menjadi paling utama, dikarenakan pantun berperan banyak sekali, semisalnya digunakan dalam kegiatan keseharian, hiasan pidato, bunga kaba, dan lain-lain.


Selain itu, pantun tidak selalu terdiri dari empat baris, ada juga yang 2 baris, 8 baris, bahkan 10 baris. Pantun yang memiliki lebih dari 6 baris disebut dengan Talibun.
Pantun memiliki banyak jenisnya, menurut dengan isinya, pantun terbagi atas lima jenis. Berikut adalah kelima jenis pantun tersebut :

  • Pantun Adat

Pantun adat ini biasanya digunakan didalam pidato, kandungan didalamnya berisikan oleh kutipan undang - undang, hukum, tambo, dan sebagainya.

contoh dari pantun adat :

Dahan kamuniang bialah patah

Asa mangkudu jan punah

Di lahia rajo disambah

Di batin rayaik mamarintah


Dahan kemuning biarlah patah

Asal mangkudu jangan punah

Di lahir raja disembah

Di batin rakyat memerintah

  • Pantun Tua

Pantun tua biasanya berisikan oleh petuah - petuah dari orang tua yang disampaikan kepada anak muda. Petuah ini mengandung inti sari berupa nasihat serta ajaran etik yang lazim berlaku di masa itu.

contoh dari pantun tua :


Kamuniang di tangah balai

Ditutuah batambah tinggi

Barundiang jo urang tak pandai

Bak alu pancukia duri


Kemuning di tengah balai

Ditutuh bertambah tinggi

Berunding dengan orang yang tidak pandai

Bagai alu pencukil duri

  • Pantun Muda

Pantun muda juga disebut sebagai pantun asmara, yang mengiaskan atau menyindirkan betapa dalam cinta asmara yang terpendam. Pantun ini memiliki berbagai macam variasi akan kisah asmara, contohnya seperti pemujaan atas kecantikan seorang kekasih, pernyataan cinta, ataupun cerita cinta yang tidak terbalaskan.

  • Pantun Suka

Pantun suka ialah pantun jenaka yang berisikan olok - olokan terhadap perilaku seseorang yang sedikit menyimpang.


contoh dari pantun suka :


Tanah liek bakapiek

Ditimpo tanah badarai

Nan alun diliek alah diliek

Kuciang jo manciak samo bakasai


Tanah liat berkepiat

Ditimpa tanah berderai

Yang belum dilihat sudah dilihat

Kucing dengan tikus sama berkasai

  • Pantun Duka

Pantun duka adalah pantun yang umumnya diucapkan atas perasaan belasungkawa terhadap suatu peristiwa yang malang atau menyedihkan.


Kaba

Kaba, berasal dari bahasa Arab yakninya Akhbar. yakninya salah satu sastra lisan tradisional Minangkabau, yaitu cerita rakyat yang biasanya diungkapkan dengan iringan dendangan dari alat musik saluang dan rabab. Kaba berfungsi sebagai pelipur lara, dengan mengangkat topik yang menceritakan biasanya tentang kepahlawanan, pertualangan yang memiliki nilai hikmah, atau nasehat, bahkan juga bisa berisi kritikan.

Unsur - unsur yang terdapat dalam kaba antara lainnya itu adalah pantun, sebagaimana pantun tersebut digunakan sebagai pembuka dan penutup. Jadi, tidak heran lagi kalau pantun memainkankan peran yang penting didalam kaba.

Berikut merupakan contoh dari pantun pembuka dalam sebuah kaba :


Kaik - bakaik rotan sago

Takaik di aka baha

Dari langik tabarito

Tibo di bumi jadi kaba


Kait - berkait rotan saga

Terkait di akan bahar

Dari langit terberita

Tiba di bumi jadi bakar

Pidato

Pidato berasal dari bahasa sanskerta, prirato, yang berarti kata yang mulia. Seperti yang kita ketahui dan sering kita temukan, banyak para tetinggi atau dewan perwakilan yang sering memberikan pidato di khalayak umum atau masyarakat, untuk itu, pidato perlu kemahiran dalam berbicara didepan umum. Selain itu, pidato juga sering ditemukan didalam acara - acara formal seperti, perhelatan perkawinan, kenduri dan perjamuan, upacara kematian, dan lain - lainnya.

Gaya bahasa dari pidato ini juga tergolong ke dalam kesusasteraan Minangkabau. Pidato didalam Minangkabau memiliki kesifatan khusus, jadi fungsi pidato di dalam kerapatan balairung itu cenderung bersifat formalitas, bukan untuk saling menguji ataupun sebagai pemicu perdebatan yang berpotensi mengangkat persengketaan.

Pepatah dan Petitih


Biasanya, di dalam pidato para penghulu di balairung, akan selalu disertai oleh pepatah dan petitih. Pepatah ini sendiri berarti kalimat yang mendukung dasar falsafah Minangkabau yang bersumber dari Alam Takambang Jadi Guru. Sedangkan petitih, merupakan bentuk yang lebih sederhana dari pepatah. Jadi, di dalam pidato, petitih biasanya diucapkan setelah pepatah, sehingga bisa disebut menjadi pepatah petitih.

Bentuk pokok kalimat dari pepatah terdiri dari dua buah kalimat yang berisi dua buah kata. Kalimat yang kedua memiliki peran sebagai pelengkap atau penyempurna dari kalimat pertama, sehingga kedua kalimat tersebut membentuk menjadi kesatuan yang utuh, sebagaimana bentuk bahasa kesusasteraan Minangkabau.


Kalimat penyempurna ini sendiri pun memiliki tiga pembagian, yakinya :

  • Penyempurna yang sejajar
  • Penyempurna yang menyilang
  • Penyempurna yang berlawanan

Mamang
Mamang berisikan kalimat yang mengandung arti sebagai pegangan hidup, atau semacam aturan yang berisi larangan, anjuran dan perintah. Bentuk kalimatnya terdiri dari dua bagian kalimat yang masing - masingnya terdiri atas dua sampai dengan empat buah kata.


Contohnya sebagai berikut :


Anak dipangku, kamanakan dibimbiang

Gadang jan malendo, cadiak jan manjua


Anak dipangku, kemenakan dibimbing

Besar jangan melanda, cerdik jangan menjual

Kedua mamang tersebut memiliki makna yang pertama, seorang laki - laki memiliki kewajiban untuk memangku, yang menyiratkan artian memberikan kehidupan. Dan ia juga memiliki kewajiban untuk membimbing para kemenakannya. Yang kedua memiliki makna bahwasannya seorang pembesar atau pemimpin seharusnya tidak menggilas orang - orang yang kecil, dan orang pintar seharusnya tidak membodohi atau menipu orang orang yang bodoh.

Pituah

Pituah adalah susunan kalimat yang memiliki pesan atau ungkapan berhikmah, kata - kata mutiara yang biasanya disampaikan oleh orang - orang tetua. Bentuk pituah ini sendiri terdiri atas dua bagian kalimat yang masing - masingnya terdiri atas dua sampai empat buah kata.

Contohnya :


Bakato marandah - randah, mandi di ilia - ilia

Lamak dek awak, katuju deh urang


Berkata merendah - rendah, mandi di hilir - hilir

Enak bagi kita, senang bagi orang


Kedua pituah tersebut memiliki makna yang pertama, pituah itu bermaksud untuk janganlah bersikap sombong, sebagaimana kalau mandi di sungai, sebaiknya di bagian sebelah hilir, agar air orang tidak keruh. Sedangkan yang kedua memiliki makna, apa yang ingin kita lakukan hendaknya dimaklumi oleh orang lain juga.


Kesusastraan lisan Minangkabau merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Sebagai masyarakat yang kuat dengan tradisi lisan, Minangkabau memiliki beragam bentuk sastra lisan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Meskipun kaya akan nilai-nilai, kesusastraan lisan Minangkabau menghadapi tantangan dalam pelestariannya. Salah satunya antara lain efek dari modernisasi, pengaruh budaya asing, dan kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari kesusateraan lisan ini. Untuk itu, diperlukannya tindakan untuk meningkatkan awareness bagi generasi muda, agar kesusasteraan yang sudah diwarisi ini tidak memudar di masa kedepannya.

Daftar pustaka :


Navis, A.A. 1984. Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: PT Grafiti Pers

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun