"Oh, kamu pegawai bank yang menabrak saya waktu itu ya?"
"Iya Bu,saya Putri pegawai Bank Artha Jaya. Â Maaf saya waktu itu buru-buru?"
Ternyata ibu itu tidak marah, dia lalu bercerita
"Saya dalam perjalanan dari luar kota karena ada keperluan bisnis. Waktu itu saya mau ambil uang di ATM, tapi saya lupa PIN nya sehingga ATM saya akhirnya terblokir. Â Mau minta buka blokir ke Customer Service, tapi saat itu antriannya banyak. Waktu itu saya buru-buru mau ke rumah sakit menengok anak saya yang dirawat di sini. Jadi akhirnya saya tidak jadi buka blokir, untungnya masih ada kartu ATM bank lain."
"Ibu, putranya sakit apa ya?" tanya Putri.
"Damar anak saya kecelakaan, sebuah truk menabrak mobilnya. Dia selamat, tapi dia sudah tidak sadar selama dua minggu. Selama ini tidak ada perkembangan yang berarti, dia masih belum juga sadar. Â Jadi pagi ini dokter akan mencabut selang ventilator dan peralatan penunjang kehidupannya. Â Hari ini saat terakhir saya untuk bisa bertemu dengan anak saya," ungkapnya sedih.
Hmm, ternyata namanya Damar, pikir Putri.
Putri melihat ke arah ranjang dan dilihatnya pemuda yang sering menemuinya di dimensi lain itu sedang terbaring lemah. Bergetar dada Putri melihat pemuda itu, berarti semua yang dialaminya selama ini adalah sebuah petunjuk, seseorang memerlukan pertolongannya. Tapi untuk apa karena dia bukan seorang dokter atau tabib. Tiba-tiba Putri teringat pesan pria bercahaya pada Damar sebelum mereka pergi.
Pergilah cepat sebelum mereka memutus kehidupanmu.
Putri menyentuh tangan pemuda itu lalu memanggilnya
"Mas...Mas Damar...bangunlah Mas sebelum mereka datang memutus kehidupanmu...Mas Damar bangunlah...."