Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Adalah Aku yang Berkarakter

12 Januari 2017   22:22 Diperbarui: 12 Januari 2017   22:24 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia tidak hanya badan. Badan tanpa jiwa adalah mayat, dan mayat tidak mampu berbuat apa-apa selain hanya disimpan untuk dimakamkan. Sementara manusia melalui badannya mesti berbuat apa-apa untuk menunjang hidup dan karyanya.

Manusia adalah aku yang men-jiwa

Manusia tidak hanya jiwa. Jiwa tanpa badan dapat dikatakan sebagai hantu. Manusia bukan hantu karena manusia melalui badannya, ia dapat dilihat, dapat berkomunikasi dan dapat berelasi dengan yang lain. Manusia tidak hanya badan; manusia juga tidak hanya jiwa tetapi manusia adalah yang ber-badan-ber-jiwa. Manusia yang ber-badan-ber-jiwa, inilah yang disebut sebagai aku integral atau pribadi integral. Integral berarti utuh. Utuh berarti adanya kesatuan antara jiwa-badan. Jiwa-badan adalah satu dan kemudian disebut sebagai manusia, walaupun keduanya dapat dibedakan. Sebagai pribadi integral, manusia berbeda dengan yang lainnya. Manusia berbeda dengan sesamanya manusia, hewan, tumbuhan dan alam sekitarnya.

Manusia adalah aku integral

Manusia disebut aku karena aku meliput di dalamnya jiwa-badan.  Aku yang ber-jiwa; aku yang ber-badan inilah aku integral. Aku integral kemudian disebut dengan pribadi integral. Maka pribadi integral mengandaikan jiwa-badan. Dalam jiwa, manusia mengambil bentuknya melalui berpikir, sadar, rasa dan kehendak bebas. Dalam badan, manusia mengambil bentuknya melalui berperilaku (melihat, mendengar, meraba, melakukan, berjalan dan lainnya). Manusia terarah kepada dunia karena badannya tampak melalui kelakuannya.

MANUSIA MEMAHAMI DAN MENGHIDUPI NILAI

Nilai adalah prinsip yang dicita-citakan dan diharapkan karena berguna bagi kehidupan manusia. Prinsip berarti dasar atau pijakan. Cita-cita atau harapan mengandung arti sesuatu yang harus dicapai pada waktu yang akan datang. Sebagai prinsip, nilai adalah pijakan bagi manusia. Sebagai cita-cita atau harapan, nilai adalah tujuan yang mau dicapai. 

Hal ini berarti nilai mengandung dua unsur, yakni sebagai dasar dan sekaligus sebagai tujuan. Sebagai dasar, memebutuhkan pemahaman yang merupakan aktivitas jiwa dan sebagai tujuan membutuhkan ketekunan dalam berperilaku yang merupakan aktivitas badaniah. Dalam mencapai tujuan ini, jiwa melebur bersama dengan badan untuk tampak melalui perilaku atau perbuatan yang baik guna mencapai nilai tersebut. Tetapi tingkat pencapaian nilai ini diukur pada perilaku seseorang. Ketika ingin memahami nilai gunakanlah akal budi. Ketika ingin merasakan nilai, gunakanlah perasaan. Ketika menghendaki sebuah nilai, gunakanlah kehendak bebas. Ketika ingin menjadikan nilai sebagai karakter, gunakanlah badan yang tampak melalui perilaku hidup harian. Dengan demikian, berkarakter berarti menjiwai nilai dan melakukan nilai.

MANUSIA ADALAH PRIBADI YANG MENJADIKAN NILAI SEBAGAI KARAKTER

Beberapa nilai ditawarkan di bawah ini sekiranya dapat dilakukan dan dijadikan sebagai karakter pribadi manusia.

Berpikir Kritis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun