Manusia tidak hanya badan. Badan tanpa jiwa adalah mayat, dan mayat tidak mampu berbuat apa-apa selain hanya disimpan untuk dimakamkan. Sementara manusia melalui badannya mesti berbuat apa-apa untuk menunjang hidup dan karyanya.
Manusia adalah aku yang men-jiwa
Manusia tidak hanya jiwa. Jiwa tanpa badan dapat dikatakan sebagai hantu. Manusia bukan hantu karena manusia melalui badannya, ia dapat dilihat, dapat berkomunikasi dan dapat berelasi dengan yang lain. Manusia tidak hanya badan; manusia juga tidak hanya jiwa tetapi manusia adalah yang ber-badan-ber-jiwa. Manusia yang ber-badan-ber-jiwa, inilah yang disebut sebagai aku integral atau pribadi integral. Integral berarti utuh. Utuh berarti adanya kesatuan antara jiwa-badan. Jiwa-badan adalah satu dan kemudian disebut sebagai manusia, walaupun keduanya dapat dibedakan. Sebagai pribadi integral, manusia berbeda dengan yang lainnya. Manusia berbeda dengan sesamanya manusia, hewan, tumbuhan dan alam sekitarnya.
Manusia adalah aku integral
Manusia disebut aku karena aku meliput di dalamnya jiwa-badan. Â Aku yang ber-jiwa; aku yang ber-badan inilah aku integral. Aku integral kemudian disebut dengan pribadi integral. Maka pribadi integral mengandaikan jiwa-badan. Dalam jiwa, manusia mengambil bentuknya melalui berpikir, sadar, rasa dan kehendak bebas. Dalam badan, manusia mengambil bentuknya melalui berperilaku (melihat, mendengar, meraba, melakukan, berjalan dan lainnya). Manusia terarah kepada dunia karena badannya tampak melalui kelakuannya.
MANUSIA MEMAHAMI DAN MENGHIDUPI NILAI
Nilai adalah prinsip yang dicita-citakan dan diharapkan karena berguna bagi kehidupan manusia. Prinsip berarti dasar atau pijakan. Cita-cita atau harapan mengandung arti sesuatu yang harus dicapai pada waktu yang akan datang. Sebagai prinsip, nilai adalah pijakan bagi manusia. Sebagai cita-cita atau harapan, nilai adalah tujuan yang mau dicapai.Â
Hal ini berarti nilai mengandung dua unsur, yakni sebagai dasar dan sekaligus sebagai tujuan. Sebagai dasar, memebutuhkan pemahaman yang merupakan aktivitas jiwa dan sebagai tujuan membutuhkan ketekunan dalam berperilaku yang merupakan aktivitas badaniah. Dalam mencapai tujuan ini, jiwa melebur bersama dengan badan untuk tampak melalui perilaku atau perbuatan yang baik guna mencapai nilai tersebut. Tetapi tingkat pencapaian nilai ini diukur pada perilaku seseorang. Ketika ingin memahami nilai gunakanlah akal budi. Ketika ingin merasakan nilai, gunakanlah perasaan. Ketika menghendaki sebuah nilai, gunakanlah kehendak bebas. Ketika ingin menjadikan nilai sebagai karakter, gunakanlah badan yang tampak melalui perilaku hidup harian. Dengan demikian, berkarakter berarti menjiwai nilai dan melakukan nilai.
MANUSIA ADALAH PRIBADI YANG MENJADIKAN NILAI SEBAGAI KARAKTER
Beberapa nilai ditawarkan di bawah ini sekiranya dapat dilakukan dan dijadikan sebagai karakter pribadi manusia.
Berpikir Kritis