Mohon tunggu...
Frenky Marresa Novaldy
Frenky Marresa Novaldy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

Saya adalah manusia yang memiliki kepribadian yang tidak di ketahui oleh orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Gawai terhadap Perkembangan Emosional Gen-Z

31 Desember 2023   01:21 Diperbarui: 31 Desember 2023   01:30 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penjabaran perkembangan pada penggunaan gawai.

Di era modern sekarang, kini Gawai tidak lagi hanya  barang biasa, melainkan menjadi sesuatu yang dibutuhkan dan esensial bagi kebanyakan lapisan masyarakat di Indonesia, terutama bagi siswa, mahasiswa, dan pebisnis. Kemajuan teknologi dalam alat komunikasi dan hiburan memberikan dampak signifikan pada masyarakat, yang unik untuk dibahas. Munculnya suatu istilah-istilah  baru pada zaman sekarang yang terkait dengan perangkat tersebut, umumnya berasal dari bahasa Inggris, seperti SMS (Short Message Service), Video Call, dan gadget.

Dalam bahasa Indonesia, ketiga frasa tersebut disebut sebagai pesan singkat, telewicara, dan gawai untuk merujuk pada gadget. Kata "gawai" memang terasa kurang akrab. Istilah-istilah tersebut masih perlu disosialisasikan lebih lanjut oleh pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika masyarakat lebih sering menggunakan istilah asing. Gadget atau gawai selalu didesain dengan menggunakan teknologi canggih dan melebihi perangkat yang sudah ada sebelumnya. Salah satu jenis gadget yang paling umum dikenal oleh Gen-Z yaitu ponsel.

Hasil survei yang dilaksanakan oleh gawai merek POCO bekerja sama dengan suatu perusahaan data YouGov memperlihatkan bahwa Gen-Z cenderung menjadikan ponsel sebagai suatu hiburan utama mereka. Dilaporkan oleh Antara, studi tersebut melibatkan pengguna berusia 18-40 tahun, termasuk Gen-Z dan Milenial, di wilayah Asia Tenggara. Sekitar 50% dari responden dalam survei tersebut tidak mengalami penurunan yang penting atau berarti dalam waktu dan aktivitas penggunaan ponsel genggam. 2.500 Gen-Z dan milenial di Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam terlibat dalam hasil survei yang dilakukan oleh Antara, menunjukkan bahwa pandemi telah memicu penggunaan ponsel sebagai pusat hiburan. Dibandingkan dengan milenial, Gen Z lebih banyak menghabiskan waktu di depan ponsel. Sebanyak empat dari sepuluh orang yang menggunakan ponsel menyatakan bahwa kemungkinan meningkatkan waktu harian yang dihabiskan di ponsel, terutama untuk keperluan media sosial (53%), menjelajah internet (56%), dan tugas-tugas terkait pekerjaan.

Di tahun 2021, diperkirakan gawai khususnya di Indonesia, masih didominasi oleh smartphone. Meskipun komputer dan laptop memiliki potensi supaya berkembang, namun perkembangan smartphone menjadi yang utama. Hal tersebut disebabkan oleh terus meningkatnya tingkat penggunaan smartphone di Tanah Air. Pertumbuhan gadget di Indonesia terjadi dengan pesat, dan minat masyarakat terhadap gadget semakin meningkat, melibatkan hampir semua lapisan masyarakat. Smartphone yang banyak dipilih oleh orang-orang termasuk merek seperti Apple dan Android. Apple dikenal karena perangkat kerasnya yang beragam, mulai dari iMac, Macbook, iPod, hingga iPhone sebagai ponsel. Perangkat lunak kreatif buatan Apple, seperti untuk pemotongan suara, untuk penyuntingan video, dan iTunes sebagai pemutar lagu online, juga mendapatkan pengakuan. Peningkatan popularitas iPod bahkan memberikan dampak positif pada penjualan komputer Mac di Indonesia, terlihat dari munculnya berbagai komunitas pengguna Apple di Indonesia. Di sisi lain, perkembangan pengguna Android di Indonesia semakin berkembang pesat. Google mengamati potensi pasar Indonesia dan akhirnya memutuskan untuk membuka kantor di sini. Perkembangan positif pengguna sistem operasi Android menjadi salah satu alasan di balik keputusan tersebut. Hingga pada bulan Desember 2012, banyaknya pengguna HP Android di Indonesia sudah mencapai lebih dari dua setengah juta. Peluang Android terus meningkat, didukung oleh jejaring pengguna yang fanatik. Komunitas resmi pecinta sistem operasi Android, seperti id-Android, telah mencapai sembilan ribu orang, menandakan langkah mantap Android di pasar Indonesia.

Penjabaran Perkembangan Emosional.

Aspek emosional mencerminkan sifat dan karakter seseorang dalam mengatasi situasi, khususnya saat dihadapkan pada masalah. Umumnya, setiap individu akan menunjukkan ekspresi emosionalnya ketika menghadapi tantangan. Oleh karena itu, penting untuk memahami secara mendalam perkembangan emosional anak agar dapat memberikan dukungan yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hardiyati pada tahun 2019, perkembangan emosional merupakan ekspresi perasaan yang muncul ketika anak berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut, anak sering kali menunjukkan spontanitas tindakan dan ucapan sebagai bentuk refleksi dalam dirinya. Namun, hal tersebut tidak seharusnya dibiarkan terutama jika perilaku tersebut menempel pada karakter anak. Oleh karena itu, penting untuk mengarahkan dan membiasakan ekspresi perasaan tersebut, terutama dengan memberikan contoh yang baik melalui figur yang positif, sehingga kebiasaan baik dapat tertanam dalam dirinya. Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa perkembangan emosional merupakn suatu proses di mana sikap emosional anak matang saat berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, guru, dan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi anak untuk diberikan pembekalan dalam mengembangkan kematangan emosionalnya, karena kecerdasan emosional memiliki dampak besar terhadap kesuksesan dan prestasi seseorang.

Meningkatkan perkembangan sosial emosional anak dapat dimulai melalui mereka untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan sekitar. Pengenalan tersebut bisa berlangsung melalui interaksi anak dengan keluarga, yang akan membantu anak dalam membangun konsep diri. Selain itu, kegiatan bermain bersama teman sebaya juga dapat menjadi cara efektif untuk melatih dan meningkatkan kemampuan sosialisasi anak (Muzammil, 2021). Selanjutnya, para orang tua dan guru memiliki kemampuan untuk memperkaya aspek tersebut melalui contoh-contoh positif seperti beribadah, berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama, berpakaian, cara belajar, gaya hidup, dan hal-hal lainnya.

Penjabaran Gen-Z 

Kelompok usia Gen-Z antara 11 hingga 26 tahun yang masih sangat rentan terhadap penggunaan media digital. Ada berbagai risiko yang dapat dihadapi oleh Gen-Z jika mereka ceroboh dalam menggunakan gawai, seperti cyber bullying, penyebaran berita palsu (hoax), doxing, trolling, dan penyebaran ujaran kebencian di media sosial. Risiko-risiko tersebut dapat terjadi apabila Gen-Z tidak memiliki pemahaman yang baik terkait literasi digital. Literasi digital mencakup kemampuan untuk penggunaan perangkat teknologi dengan bijak. Konsep empat pilar literasi digital, yaitu keterampilan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital yang diusulkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Indonesia tentu  membantu dalam menyosialisasikan konsep literasi digital kepada Gen-Z (Wardani, 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun