Audit Lanjutan
Audit lanjutan merupakan tahap yang lebih mendalam, di mana auditor mengembangkan temuan-temuan yang diperoleh sebelumnya. Audit ini mencakup pemeriksaan mendetail terhadap fasilitas, prosedur, dan catatan (dokumen) yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Auditor melakukan konfirmasi kepada perusahaan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat berwenang mengenai kelemahan yang ditemukan. Pada tahap ini, auditor menggali informasi lebih dalam dan melakukan verifikasi atas data yang telah diperoleh, untuk memastikan keakuratan dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan yang berlaku.
Pelaporan
Hasil dari audit dirangkum dalam kertas kerja audit (KKA), yang menjadi dasar dalam membuat kesimpulan audit dan rekomendasi. KKA ini memuat semua temuan, analisis, dan evaluasi yang dilakukan selama audit. Auditor kemudian menyusun laporan audit yang mencakup kesimpulan mengenai kepatuhan pajak perusahaan dan rekomendasi perbaikan atas kelemahan yang ditemukan. Laporan ini disampaikan kepada manajemen perusahaan sebagai umpan balik dan pedoman untuk perbaikan.
Tindak Lanjut
Tahap terakhir adalah tindak lanjut, yang menunjukkan komitmen manajemen untuk memperbaiki organisasi berdasarkan temuan audit. Auditor mendampingi manajemen dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program perbaikan agar tujuan perbaikan tercapai secara efektif dan efisien. Tindak lanjut ini penting untuk memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan oleh auditor diterapkan dan menghasilkan perbaikan yang diinginkan dalam kepatuhan pajak dan operasi perusahaan secara keseluruhan.
Melalui tahapan-tahapan ini, audit perpajakan membantu perusahaan untuk memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan dan efisiensi operasional.
MODEL DIALEKTIKA HEGELIAN
George Wilhelm Friedrich Hegel adalah seorang filsuf dan idealis Jerman yang percaya bahwa jiwa adalah realitas tertinggi. Dalam bukunya "Philosophy of History", Hegel mengemukakan teori yang didasarkan pada kenyataan bahwa negara adalah realitas progresif dari kesatuan pemikiran dengan nalar. Ia berpendapat bahwa negara adalah perwujudan dari kebebasan obyektif dan keinginan subyektif, serta merupakan organisasi kebebasan yang rasional yang, jika dibiarkan bertindak, sebenarnya sewenang-wenang.
Hegel menggunakan dialektika untuk menjelaskan pandangannya. Dialektika adalah konsep yang bertentangan dengan persatuan, di mana semua proses yang berlangsung selalu berbenturan satu sama lain sebelum akhirnya mengarah pada persatuan. Sebagai suatu proses, dialektika meliputi tiga tahap: tesis, antitesis, dan sintesis.