Namun, keputusan saya sudah bulat, alias saya tidak akan melanjutlan kuliah.
Alasannya saya langsung terjun ke dunia kerja, demi membantu perekonomian kedua orangtua, terutama pendidikan adik-adik saya.
Ya, beginilah resiko terlahir sebagai anak sulung. Di mana tanggung jawab keluarga dialihkan ke pundak saya.
Barangkali pembaca budiman juga punya pengalaman serupa.
Saya pun terus berkelana sembari mencona untuk mendaki karir di dunia kerja.
Akan tetapi, lagi dan lagi tingkat pendidikan di lingkungan kerja itu sangat berpengaruh dari sisi penghasilan.
Selain, kesempatan yang lebih bagi mereka yang berstatus S1, S2 dst.
Saya memasuki masa transisi yang begitu rumit dan terkadang menangis sendiri akan kehidupan yang saya alami.
Saya menyakiti diri dan ingin berontak, layaknya kontroversi kedua filsuf berpengaruh asal negeri romantis Prancis, Albert Camus dan Jean Paul Sartre.
Di mana, Albert Camus berontak karena ia ada. Sementara, Sartre berontak karena ia berpikir.
Elaborasi dari ada (being) dan berpikir (Thingking) menyebabkan chaos atau kekacauan dalam diriku.