Luka yang dirasakan oleh Kahlil Gibran tak pernah hilang dari kehidupannya. Bahkan di hari terakhirnya, ia masih mengisahkan kepada awak media, bagaimana kisah cinta kepada ketiga wanita yang berbeda bangsa. Namun, cinta universal ketiga wanita itu mampu mencuri dan mencabik kehidupan Kahlil Gibran.
Relevansi kisah Kahlil Gibran dan Kekalahan Inggris Bagi Kita
Kehidupan tak selalu berjalan sesuai dengan ekspektasi. Apalagi kisah novel yang berhasil mempertemukan pangeran dan ratu di negeri gentayangan.
Hidup itu keras! Untuk itu, jalan terbaik bagi kita untuk menjinakkan kehidupan yang keras adalah berdamai dengan pengalaman kehilangan atau pun kegagalan.
Kehilangan dan kegagalan adalah dua hal yang hampir mirip. Namun, berbeda makna. Kegagalan kita bisa memperbaikinya. Namun, kehilangan orang-orang tercinta adalah sesuatu yang mutlak terjadi dalam kehidupan kita.
Untuk itu, kita diberi pilihan dalam kehidupan. Selain pilihan, ada kelahiran dan kematian. Apa pun pilihan hidup kita, itulah konsekuensi yang akan kita jalani selama pengembaraan kita di bumi ini.
Izinkan aku untuk kembali mengutip puisi Kahlil Gibran sebagai penutup dari artikel saya.
" Wahai ilalang...
Pernah kan kau merasakan rasa yang begitu
Menyiksa ini
Mengapa kau hanya diam
Katakan padaku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!