"Fred, jika kamu tertarik dengan perempuan Sumba, ya kamu harus siap belis dong." Kata Santi.
"Ya, mahal ngak sih? Tanyaku
"Sebelum mengambil nona (perempuan) Sumba Timur, kita akan bersentuhan dengan kebudayaan setempat. Di mana, kita harus menjalani upacara adat-istiadat. Laki-laki harus membawa Kuda ataupun Kerbau." Terang Santi.
"Alamah, hatiku seketika disetrum aliran listrik.
Apakah dengan persyaratan belis seperti itu, pihak laki-laki bisa bawa keluar perempuan Sumba ngak?
"Tergantung Fred.
"Maksudnya bagaimana Santi?
"Ya, misalkan kamu sudah lunasin belis kepada orangtua dari si perempuan Sumba Timur, otomatis kamu berhak membawa pulang perempuan Sumba kepada keluarga kamu.
Sembari menyeduh secangkir kopi dan melepas kepergian senja, saya pun kembali melontarkan pertanyaan kepada Santi. Layaknya para filsuf yang masih penasaran akan belis perempuan Sumba Timur.
" Jika dari pihak laki-laki tidak mampu membayar tuntas belis kepada pihak orangtua, apakah sepasang sejoli bisa menjalani pernikahan lari ngak?
"Tidak boleh! Karena budaya Sumba Timur tidak mengizinkan pernikahan lari, seperti yang banyak generasi milinela jalani saat ini di kota metropolitan. Ya, jika si perempuan mau, tidka ada yang melarang. Tapi, perbuatan demikian sama saja tidak menghargai budaya, terutama orangtua dari pihak perempuan."